Ka, hari ini harusnya aku menulis surat kaleng. Sayangnya
untuk mengirim surat kaleng, ada aturan harus mencantumkan akun twitter si
penerima surat. Karena kamu gak punya twitter, aku gak bisa ngirim surat ini ke
@poscinta .
Jadi, biarkan aku menulis surat kaleng untukmu di sini, walaupun mungkin kamu gak akan membacanya. Seandainya kamu membaca, mungkin kamu juga gak sadar kalau surat ini buat kamu.
Jadi, biarkan aku menulis surat kaleng untukmu di sini, walaupun mungkin kamu gak akan membacanya. Seandainya kamu membaca, mungkin kamu juga gak sadar kalau surat ini buat kamu.
Balik lagi ke pertanyaan awalku tadi. Kamu apa kabar, Ka?
Udah lama aku gak ketemu kamu. Intensitas pertemuan kita
makin jarang ya? Iya, karena kita udah gak punya alasan lagi untuk bertemu. Gak
ada lagi hal-hal yang mengharuskan kita untuk bertemu. Ehm, belum ada lebih
tepatnya.
Raka, aku kangen kamu. Kangen semua hal yang pernah kita
lakukan dulu. Kangen menghabiskan seluruh hari (dari senin sampai minggu) sama
kamu. Kangen kebersamaan yang tidak pernah membosankan itu. Dan setiap kali ada
orang yang menyebut namamu, I feel I’m
going to die.
Apa kamu merasakan hal yang sama, Ka? Apa kamu pernah merasa
kesepian karena tidak ada lagi “kita”? Semoga jawabannya “Iya”.
Raka, surat yang dulu pernah kutulis untukmu hilang. Surat
yang rencananya akan kuberikan pada hari wisuda salah satu dari kita. Aku lupa
menyimpannya di mana. Untuk menulis surat yang sama pun aku tidak bisa. Aku
sudah lupa apa saja isinya, apa saja yang aku mau kamu tau.
Tapi, aku masih berusaha nyari. Wisuda kita masih lama kan?
:p
Ka, di mana pun kamu berada, jaga diri baik-baik ya. Aku
tidak sabar menunggu datangnya hari itu. Hari di mana kita bisa bertemu.
Tertanda,
Aku yang sedang merindukanmu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Leave your comment here :D