29 Des 2013

Be Mine

pic source
Bagaimana bisa dia membuatku menjadi banci perasaan seperti ini? Untuk pertama kalinya aku mentertawakan diri sendiri. 

Girl your heart, girl your face is so different from them others
I’ll say, you're the only one that I'll adore 

Aku memang sudah mengencani banyak wanita. Namun sayangnya tidak ada yang bisa, lebih tepatnya belum ada yang bisa, membuatku jatuh cinta. Yap, selama ini mereka hanya datang dan pergi begitu saja. Tidak ada yang meninggalkan kesan, apalagi sampai tak terlupakan. Tidak ada yang berhasil membuatku berpikir bahwa “she is the right one”. Tidak ada diantara mereka yang benar-benar kuinginkan. Tapi semuanya berubah setelah aku mengenal dia. Dia yang saat ini sedang ada di hadapanku.

21 Des 2013

18 Tahun Mengenang Ibu

22 Desember 1995
Aku dan Abang jongkok di depan gundukan tanah yang sedang ditaburi bunga. Pak Haji Rojali yang biasa kupanggil ‘Babak’ sedang membacakan doa disebelahku. Di sela-sela pembacaan doa, aku berbisik pada Abang, “Bang kalau tanahnya digali lagi, pasti ada di Ibu di dalam”.

Ibu panggilanku untuk Ibunya Papa alias nenekku. Beliau meninggal saat aku masih terlalu kecil untuk mengerti arti kematian. Waktu Mama memberitahuku kalau Ibu meninggal, aku yang masih berusia 4 tahun cuma terdiam. Waktu aku melihat tubuh Ibu terbujur di ruang tamu dengan hidung disumbat kapas, aku cuma bisa mengintip takut-takut dari balik jendela. Itu adalah terakhir kalinya aku melihat Ibu.

Tidak banyak memori tentang Ibu yang tersisa diingatanku. Salah satunya adalah rutinitasku minta uang ke Ibu untuk jajan. Percakapannya kurang lebih seperti ini.

“Buk, minta uang buat jajan,"

18 Des 2013

Today is a Good Day :)

Aku tidak pernah bisa mengatakan apa yang sebenarnya ingin kukatakan. Aku tidak pernah bisa (atau tidak mau?) mengakui apapun yang sebenarnya kurasakan. Dalam kasus-kasus tertentu, aku mengatakan "iya" walaupun sebenarnya berarti "tidak". Begitu pun sebaliknya. Mungkin tidak selalu, hanya saja lebih sering seperti itu. Apa yang kukatakan biasanya kebalikan dari apa yang sebenarnya kuinginkan.

Kurang lebih seperti itulah aku di mata teman-teman ataupun mereka yang mengenalku dengan baik. Walaupun aku menyangkal setengah mati semua yang mereka tuduhkan. Kadang orang lain bisa mengenal kita lebih baik dibandingkan kita mengenal diri sendiri.

Tapi khusus untuk hari ini, aku ingin membuat sebuah pengakuan.

Apa yang paling membuatmu iri di dunia ini?

Seandainya diberi pertanyaan seperti itu, jawabanku adalah: Aku iri pada anak-anak yang bisa mengatakan pada orang tuanya, "aku sayang Ibu" atau "aku sayang Ayah".

5 Des 2013

Benci Jadi Cinta

Kita memang gak boleh terlalu benci, karena bisa jadi di kemudian hari kita bakalan suka. Karena kita gak akan pernah tau seperti apa dan bagaimana kita di masa depan.

*haseeeeekk*

Yak, kalimat sok bijak saya di atas terinspirasi dari sesuatu (bukan seseorang!) yang dulunya gak saya suka, tapi sekarang saya malah tergila-gila. Sesuatu itu tidak lain dan tidak bukan adalah….serial drama Korea.

Dulu waktu masih SMA, saya punya seorang teman yang Korean holic, bernama Dedek (semoga Dedek gak baca). Jadi Dedek ini sukaaaaaa banget sama semua hal berbau Korea. Mulai dari serial drama, boy band, penyanyi, lagu, semua artis beserta manajemennya, kayaknya Dedek hafal. Tiap kali Dedek dan teman-teman yang lain bergosip tentang artis-artis Korea itu, saya hanya melipir, malas mendengarkan, karena saya gak ngerti sama sekali.

Dulu saya gak suka Korea dan apapun yang berhubungan dengannya. Artis-artisnya yang bermata sipit, kulitnya terlalu putih, dan dielu-elukan ‘ganteng’ oleh teman-teman perempuan, tidak membuat saya tertarik sedikit pun. Saya gak suka cowok berkulit putih soalnya, kurang macho gitu. Pffffft.

25 Nov 2013

Dear You


pic here
Dear you,

Kamu tau, ketika aku menulis surat ini, di luar sana sedang hujan deras. Cuaca memang memburuk belakangan hari. Cuaca yang sama saat aku mengantarmu pergi 2 tahun yang lalu. Sejak saat itu, suara petir selalu terdengar menakutkan di telingaku. Ia mengingatkanku pada perasaan kehilangan yang ingin kukubur dalam-dalam.

Sejak kamu pergi, aku tidak punya teman berbagi rahasia lagi. Tidak ada yang bisa kupercaya. Semuanya tiba-tiba terasa hambar dan datar. Dengan menulis surat ini, aku ingin bicara denganmu. Berharap bisa melegakan pikiran yang mulai terasa penuh. Kamu tidak keberatan, kan?

Kamu masih ingat nickname kesayanganku? Iya, Cappuchino. Tapi sekarang aku bukan cappuchino lagi karena aku sudah tidak pernah minum kopi. Aku lelah dengan insomnia yang kuderita. Hampir setiap hari aku baru bisa tidur ketika adzan subuh terdengar. Hingga akhirnya aku memutuskan untuk berhenti mengonsumsi minuman berkafein yang satu itu. Supaya aku bisa tidur.

“Minum kopinya dikurangi,” harusnya aku mendengar nasihatmu itu sejak dulu.

Belakangan ini sakit kepalaku semakin sering kambuh. Mungkin karena aku kurang tidur atau kecapekan. Kamu juga berpikir begitu bukan? Iya, pasti itu penyebabnya. Aku hanya butuh meminum obat sakit kepala, kemudian tidur. Migrain sialan itu nanti pasti akan hilang dengan sendirinya.

Kamu tidak perlu khawatir, sekarang aku selalu membawa obat sakit kepala ke mana-mana. Karena aku tau, tidak ada lagi kamu yang akan mencarikanku obat jika sakit ini muncul tengah malam secara tiba-tiba.

16 Nov 2013

Macet Ini Salah Siapa?

dokumentasi pribadi
*Foto di atas diambil kemarin sore, tepatnya hari jumat 15 November 2013 pukul 3 sore, lokasinya di jalan Gajayana alias di depan gang Kertopamudji. 

Beberapa waktu yang lalu, pemkot Malang mengadakan perubahan jalur jalan menjadi searah. Jalan Gajayana dijadikan satu arah, menuju batu. Di Dinoyo juga dijadikan satu arah, menuju Suhat dan Jl. Pandjaitan. Perubahan ini mungkin karena dulu di daerah Dinoyo macetnya naudzubillah (waktu masih dua arah). Memang bukan rahasia umum lagi kalau dari Dinoyo menuju Landungsari, sampai kampus UMM, kendaraan jalannya merayap.

Kemudian titik kemacetan bertambah, yakni di pertigaan watu gong sebelah MCD. Ini terjadi setelah pintu gerbang UB di jalan MT.Haryono ditutup karena jembatan Suhat (katanya) mau roboh karena terlalu banyak kendaraan berhenti di atasnya (dulu di sana ada lampu merah). Setelah gerbang MT.Haryono ditutup, akses keluar kampus dialihkan ke gerbang keluar teknik yang mau tidak mau membuat kendaraan memadati jalan watu gong.

Kemudian pemkot Malang menggagas perubahan jalan menjadi jalur searah (mengelilingi UB). Namun jalur searah ini tidak berlaku untuk angkot. Angkot diperbolehkan dua arah seperti biasanya, garis kuning di tepi jalan pun dibuat sebagai penanda bahwa jalur itu untuk angkot.

Perubahan jalan menjadi satu arah, yang awalnya diharapkan akan mengurangi kemacetan di kota Malang, sepertinya tidak membuahkan hasil. Karena menurut saya, kemacetan tidak berkurang, hanya saja titik kemacetannya yang berpindah tempat. Menurut teman-teman, sekarang di depan Matos sampai perempatan ITN macetnya juga Astaghfirullah.


7 Nov 2013

Childhood Memory



gambar dipinjam di sini. terima kasih

Aku tidak ingat kapan pertama kali berkenalan denganmu. Kapan pertama kali kita saling menyebutkan nama. Kapan pertama kali kita memutuskan untuk menjadi teman. Aku hanya ingat bahwa dulu kita adalah teman sebangku.

… 
Hari pertama sekolah, aku melihatmu dengan rambut diikat ekor kuda. Kamu diantar ibumu sampai di pintu gerbang. Sedangkan aku... aku memaksa ibu mengantarku sampai pintu kelas. Saat itu aku merasa malu karena kalah dengan anak perempuan.

Aku satu-satunya temanmu bermain. Entah kenapa kamu tidak pernah mau bermain dengan anak lain. Permainan kesukaan kita adalah jungkat-jungkit dan ayunan. Selain itu kita juga sering berbagi bekal. Kamu bilang nasi goreng buatan ibuku rasanya istimewa.

5 Nov 2013

Kunjungan ke JKJT



“Silahkan melihat ke atas supaya kita termotivasi, tapi jangan lupa melihat ke bawah supaya kita selalu bersyukur”

Beberapa hari yang lalu, saya berkunjung ke Jaringan Kemanusiaan Jawa Timur atau yang lebih terkenal dengan singkatan JKJT. JKJT Malang merupakan sebuah lembaga yang mendedikasikan diri mereka sebagai pendamping anak jalanan. Di sini mereka membina anak jalanan untuk berusaha, berkarya, melakukan apapun yang bisa membuat mereka (para anak jalanan) tidak lagi dipandang sebelah mata.

Ketika berkunjung ke JKJT, saya bertemu dengan mahasiswi volunteer bernama Iin dan salah satu kakak pembina di JKJT, yakni mas Teguh. Keduanya bercerita banyak pada saya. Cerita tentang JKJT, tentang seorang Ayah Teja (ketua JKJT), tentang bagaimana ketidakadilan yang sering didapatkan oleh anak jalanan, tentang semangat mereka untuk mempunyai kehidupan yang lebih baik, tentang kebijakan-kebijakan pemerintah yang tidak berpihak pada mereka, dan masih banyak lagi.

Cerita yang mengingatkan saya bahwa di belahan dunia lain, selalu ada orang yang tidak seberuntung kita.

Mas Teguh adalah seorang mantan anak jalanan. 19 tahun ia hidup di jalan sebelum akhirnya menjadi Anjal (Anak Jalanan) binaan JKJT, hingga akhirnya kini ia menjadi kakak pembina di sana.

24 Okt 2013

Selamat ulang tahun

Malam ini sama seperti malam-malam sebelumnya. Aku tetap terjaga walaupun sebenarnya sudah sangat ingin memejamkan mata dan tidak memikirkan apa-apa (atau siapa-siapa?).

Udara dingin karena hujan deras yang mengguyur sore tadi masih membekas. Dengan suhu seperti ini harusnya aku bisa dengan mudah memasuki alam mimpi. Tapi ternyata aku tidak kunjung tertidur hingga dini hari.

Aku senantiasa menjadi saksi dari pergantian hari. Menyaksikan bumi berotasi.

Untuk sebagian orang, pergantian hari bisa menjadi sesuatu yang ditunggu. Hari istimewa itu akan selalu ada. Dan hari kelahiran adalah salah satunya.

Aku memang menganggap bahwa hari kelahiran itu bukan hari biasa. Bagiku hari kelahiran adalah hari di mana kita harusnya semakin menyadari kalau waktu yang kita punya untuk mewujudkan keinginan akan semakin berkurang.

23 Okt 2013

Definisi Bahagia

Setiap orang tentunya punya definisi bahagia sendiri-sendiri. Bisa lebih dari satu, bisa karena apapun, bisa karena siapapun. Kita bebas menentukan karena kita yang merasakan.

Hari ini, 22 Oktober 2013, banyak hal yang menuntut saya untuk bersabar. Saya yang notabene bukan orang yang sabaran, mau tidak mau, suka tidak suka, sekarang sedang dihadapkan dengan sesuatu yang solusinya cuma satu, yaitu sabar.

Jam konsul yang diundur 4 jam, terjebak hujan ketika akan kembali ke kampus, hingga kekecewaan karena belum berhasil membuahkan acc ujian, membuat saya harus menahan keinginan untuk tidak “menjedutkan” kepala ke tembok.

Everything’s going to be fine, mantra yang selalu saya bisikkan pada diri sendiri ketika pertahanan mulai melemah. Ini belum seberapa, batin saya.

19 Okt 2013

Watch Over You

gambar dipinjam di sini. terima kasih

Bus hampir berjalan, dan tiba-tiba seorang pria duduk menempati kursi di sebelahku.

Aku meliriknya. Pria itu meletakkan ransel di bawah kursi dan tangan kanannya membawa helm hitam. Kemudian ia memakai masker yang baru saja dikeluarkan dari dalam ransel. Pria yang sedang duduk di sebelahku ini, memiliki wajah yang sangat mirip dengan seseorang yang kukenal.

Aku mengalihkan pandangan ke jendela. Bus berjalan perlahan keluar dari terminal.

Aku terus memperhatikan gerak-gerik pria yang duduk di sebelah kananku ini. Ia menggunakan jaket berwarna abu-abu. Di pergelangan tangan kirinya melingkar sebuah jam berwarna hitam. Ia merogoh kantung jaket sebelah kirinya, lalu mengeluarkan ponsel layar sentuh berukuran kurang lebih 3,5 inch. Untuk beberapa saat, ia sibuk mengetukkan jari-jarinya pada ponsel berwarna hitam itu. Tampaknya ia sedang mengirim pesan singkat.

18 Okt 2013

Review Drama Korea: Cheongdamdong Alice

 
Finally, saya berhasil menamatkan 16 episode serial drama korea berjudul Cheongdamdong Alice! Oke, ini emang drama serial korea yang udah muncul sejak lama. Dan saya pasti telat banget karena baru nge-reviewnya sekarang. Tapi lebih baik telat daripada tidak sama sekali, ya kan?

Awalnya saya tertarik pengen nonton serial drama ini karena Soo E Hyun salah satu pemainnya. Sebelumnya saya sudah melihat E Hyun di Heartstring dan saya suka sama gayanya. Dia selalu menampilkan senyum (wajah juga) yang sinis, walaupun tokoh yang dia perankan itu sebenarnya baik.

Dari sana saya jadi menyimpulkan kalau tidak semua orang yang wajahnya sinis itu jahat. Tidak semua orang yang jutek itu jahat. Kalau saya jutek, bukan berarti saya jahat. *abaikan kalimat terakhir*

13 Okt 2013

Review Metropop: Ednastoria

gambar dipinjam di sini. terima kasih.

Judul Buku: EDNASTORIA (Lontong Sayur Dalam Lembaran Fashion)
Penulis: Syahmedi Dean
Penerbit: PT Gramedia Pustaka Utama
Tebal Halaman: 284 Halaman
Genre: Metropop, Romance, Lifestyle
Terbit: 2013 (repackaged)

Ednastoria merupakan novel lama yang ditulis oleh Syahmedi Dean, terbit pertama kali di tahun 2004, dengan judul “Lontong Sayur Dalam Lembaran Fashion”. Kemudian novel ini diterbitkan lagi dengan tampilan cover dan judul baru

Ednastoria bercerita tentang empat orang sahabat yang sama-sama bekerja di sebuah majalah lifestyle di Jakarta. Tokoh utama dalam novel ini bernama Alif Afrizal, seorang eksekutif editor di majalah File, majalah fashion terkenal ibukota. Sedangkan ketiga sahabat Alif yang lain (Didi, Raisa, dan Nisa), selain sama-sama bekerja di majalah Fashion, mereka juga sama-sama penggemar lontong sayur. Quality time mereka habiskan setiap jam makan siang dengan menu yang sama, yaitu lontong sayur.

Dalam Ednastoria, pembaca disuguhkan berbagai macam realita dunia media. Bagaimana deadline seorang wartawan, fotografer, dan editor setiap harinya. Wawancara, bertemu dengan orang-orang ternama, mengurusi pemotretan dan pemilihan model, menghadiri berbagai macam undangan dari instansi-instansi resmi, hingga proses penyusunan konsep sebuah majalah yang diterbitkan setiap edisinya. Gaya tulisan Syahmedi Dean membawa pembaca masuk ke dalam suasana rapat redaksi yang penuh dengan adu argumen serta persaingan ide yang dimiliki eksekutif editor yang satu dengan yang lainnya.

10 Okt 2013

Harusnya


Harusnya kemarin aku tidak membuang-buang waktu

Memandangimu yang sedang tertawa dari sudut mata
Mecermati hal-hal apa yang membuat senyummu tampak begitu bahagia
Diam seribu bahasa, sedangkan ia bisa berbicara denganmu tentang apa saja
Sungguh aku merasa tidak berdaya
Hanya bisa berkata-kata melalui lisan yang tidak pernah mampu bersuara

Harusnya hari ini aku tidak lagi berharap

Sejak awal aku sudah menduga bahwa kami memang berbeda tujuan
Aku dan dia tidak akan pernah bisa sejalan, apalagi untuk bergandengan
Takdir hanya mempertemukan kami di persimpangan
Mengijinkanku untuk menyapa, tanpa benar-benar mengenal siapa dia
Walaupun harus kuakui bahwa pernah terbersit keinginan untuk mengikuti ke manapun ia pergi
Namun pada akhirnya aku harus tetap realisitis bukan?
Ada hal-hal yang tidak bisa dipaksakan seberapa kuat kita menginginkan

7 Okt 2013

Oktober, Selamat Datang



Saya tau kalau ini sudah terlalu terlambat untuk berkata ‘Selamat datang, Oktober’. Karena saat ini minggu pertama bulan Oktober pun sudah berlalu. Namun walaupun begitu, harapan untuk bulan oktober selalu ada. Seperti apa yang sering orang-orang lakukan, make a wish untuk setiap bulan baru. Saya pun begitu.

Sudah cukup lama saya tidak menulis di sini. Hanya karena mengira modem gangguan, padahal kenyataannya tidak. Cukup dengan menginstal ulang, modempun akhirnya bisa connect dengan sekali klik. Kebodohan saya bulan ini yang membiarkan modem tidak berfungsi selama seminggu karena dengan sok tau menyimpulkan kalau modem lagi gangguan .___.

Sehari gak buka dunia maya lewat laptop itu bagi saya rasanya seperti ‘buta’. Informasi tertutup rapat. Yap, satu-satunya sumber informasi yang saya punya adalah internet melalui laptop.

Bagaimana dengan smartphone? Oh, jangan ditanya. Kita semua tau kalau smartphone akan otomatis berubah menjadi stupidphone ketika sinyal tidak mendukung. Seperti sinyal di kosan saya.

Kembali lagi ke cerita bulan Oktober. Bulan kesepuluh setiap tahunnya.

20 Sep 2013

Buat Aku Tersenyum

gambar dipinjam di sini. terima kasih

Ingatkah kamu pada lagu ini? Lagu yang pernah kita nyanyikan bersama usai pertengkaran kita yang pertama. Kemudian menjadi lagu yang selalu kuputar usai pertengkaran-pertengkaran kita berikutnya. Lagu yang aku harap bisa mengingatkan bahwa kesalahpahaman tidak akan bisa memutuskan kita begitu saja.

Datanglah sayang, dan biarkan kuberbaring
Di pelukanmu walaupun tuk sejenak
Usaplah dahiku dan kan ku katakan semua
Bila kulelah tetaplah di sini jangan tinggalkan aku sendiri
Bila kumarah biarkanku bersandar jangan kau pergi untuk menghindar

Kemarahanmu adalah salah satu hal yang kutakutkan di dunia ini. Takut yang bercampur dengan sedih yang mungkin tidak kamu tau. Iya, aku sedih, terlebih jika akulah si pembuat kesalahan. Saat kamu marah dan aku adalah penyebabnya, percayalah bahwa aku sangat menyesal. Buktinya aku selalu meminta maaf, bukan?

Walaupun sebenarnya kuakui bahwa aku yang lebih sering marah dan kamu yang lebih sabar. Aku yang gampang panik dan kamu yang berusaha menenangkan. Aku yang suka berlebihan merespon suatu masalah dan kamu yang selalu mengingatkan. Oleh karena itu, saat kamu marah dan itu karena aku, aku sadar bahwa aku yang sudah keterlaluan.

16 Sep 2013

Laut



Kamu pernah bertanya, kenapa aku suka laut?

Jawabannya: karena bagiku laut adalah refleksi dari orang-orang yang pergi namun akhirnya akan kembali lagi.  Seperti ombak yang sejauh apapun bergulung-gulung ke tengah laut, pada suatu waktu ia pasti menepi.

Mungkin si ombak lelah hingga mencari sandaran di batu karang atau di butir pasir. Walaupun kadang ombak juga menyebalkan, karena ia bisa datang dan pergi sesuka hati. But it’s oke. Aku tetap suka ombak. Sama seperti aku suka kamu. Jadi, kapanpun kamu butuh bersandar, ingat kalau aku selalu ada, ya?

Di lain waktu, kamu bertanya lagi.

Kenapa menurutku ombak adalah lagu alam yang paling merdu?

Jawabannya: kamu lupa kalau aku ‘kepiting’ yang hidup di air? Walaupun kadang suka main-main di darat juga sih. I love water very much. Dinginnya, suaranya, aku suka. Entah kenapa aku selalu kagum pada suara air yang berulang-ulang menghantam batu karang itu. Bagiku suara-suara itu menenangkan, sama seperti suaramu.

Sepertinya kamu belum puas dengan jawaban-jawabanku. Karena kamu lagi-lagi bertanya tentang apa yang aku suka, tentang laut dan semua yang berhubungan dengannya.

Kamu bertanya kenapa aku suka laut, tapi tidak suka berenang di laut?

13 Sep 2013

Life is Hard ya?



Beberapa anak di pinggir pantai terlihat sedang membangun istana pasir. Sesekali anak yang berambut panjang melemparkan pasir ke rambut anak yang berambut keriting. Anak laki-laki yang sedang berdiri pun tidak kalah usil. Memercik-mercikkan air pada teman-temannya yang lain. Senyum terulas di bibir mereka. Ah, sangat menyenangkan ya menjadi mereka? Seolah-olah tidak punya beban kehidupan, tidak ada yang perlu mereka pikirkan.

Sekilas, mungkin semua orang melihat bahwa mereka, anak-anak itu, memang sedang berbahagia. Lahir dari keluarga sempurna. Walaupun tidak kaya, tapi cukup untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Bisa membawa anak-anak liburan ke pantai, menyewa hotel atau vila semalam dua malam untuk keluarga beristirahat.

Ya, setiap dari kita yang melihat seseorang sedang tertawa, akan selalu menyimpulkan bahwa orang tersebut mempunyai kehidupan yang sempurna.

Setiap dari kita sering lupa, bahwa kesempurnaan itu tidak pernah ada. Karena kata sifat yang satu itu bukan milik kita.

Apa ada yang mengira bahwa salah satu dari anak yang sedang bermain di pantai tadi, ia sudah kehilangan ayah sejak kelas 5 SD? Ayahnya meninggal karena kanker lidah lima tahun yang lalu. Meninggalkannya bersama seorang ibu dan seorang adik laki-laki yang saat itu masih berusia 6 bulan.

Satu hal yang harusnya selalu kita ingat, senyum dan tawa itu kadang hanya rekayasa belaka. Sengaja diciptakan untuk menutupi kesedihan. Karena satu-satunya cara sederhana untuk bahagia adalah dengan tidak mengingat hal-hal yang bisa membuat kita sedih.

Cerita lain tentang seorang teman yang sedang berada di negeri seberang.

Yang orang lihat dari luar adalah saat ini dia sudah sukses. Berseragam, punya pekerjaan yang bayarannya (mungkin) dollar, punya peluang besar untuk keliling dunia. Pekerjaan yang dia jalani saat ini diinginkan oleh jutaan orang di luar sana. Mengingat betapa sulitnya mencari pekerjaan yang mapan di jaman sekarang.

4 Sep 2013

Cerita: Kebodohan Atas Nama Cinta

Cinta tak ada logika adalah sebuah lagu yang dipopulerkan oleh penyanyi ternama, Agnes Monica. Aku tertawa dalam hati sejak pertama kali mendengar judulnya. Cinta memang tidak mengenal logika. Cinta hanya tau rasa rindu dan cemburu. Tidak hanya itu, dalam cerita cinta, konon katanya pengorbanan adalah modal utama. Dan pertanyaanku adalah, kenapa pengorbanan pada akhirnya berubah menjadi kebodohan? Ada yang bisa menjelaskan?

***

Tentang pengorbanan yang berubah wujud menjadi kebodohan, aku tidak asal menarik kesimpulan. Aku berkata seperti itu karena melihat realitas yang terbentang di depan mata. Seperti pengorbanan yang dilakukan oleh temanku sejak SMA, Egi, kepada Intan primadona sekolah yang ia puja.

Apa yang tidak akan Egi lakukan untuk Intan? Menurutku sih tidak ada. Dia akan melakukan apapun yang Intan pinta. Dengan harapan agar suatu hari Intan mau membuka hati, memberi Egi kesempatan.

Selama kurang lebih empat tahun, Egi melakukan semua hal yang ia sebut sebagai pengorbanan. Semua hal yang dimataku merupakan kebodohan. Dan setiap orang akan selalu memaknai sesuatu dengan cara yang berbeda-beda, bukan? Jika menurut Egi ia sedang berkorban, bagiku dia hanya sedang melakukan kebodohan.

3 Sep 2013

Cerpen: Hari Bersamanya

gambar dipinjam di sini. terima kasih

Hari telah berganti, tak bisa ku hindari
Tibalah saat ini bertemu dengannya

1 September! Tanggal yang sudah kunanti sejak beberapa hari yang lalu. Lebih tepatnya lagi sejak sebuah sms atas namanya mendarat di ponselku.

“Hari minggu bantuin bu Retno panen apel, mau?”

Seperti biasa dia punya ciri khas. Singkat padat jelas. Sebuah pesan singkat yang membuatku senyum-senyum sendiri sepanjang hari. Sebuah pesan singkat yang langsung membuatku membongkar lemari. Memilah-milih baju mana yang akan kukenakan di hari H nanti.

Ya begitulah wanita. Kencannya masih lama, tapi persiapannya sudah sejak beberapa hari sebelumnya. Harapannya sederhana. Cuma supaya bisa tampil sempurna di hadapan pria yang dia suka.

1 September yang ditunggu akhirnya tiba. Aku sudah bangun sejak pagi tadi. Padahal biasanya hari minggu itu kugunakan untuk berada di alam mimpi sedikit lebih lama daripada hari biasanya. Tapi karena hari minggu kali ini berbeda, maka aku tidak mau berlama-lama bermimpi. Aku ingin secepatnya berada di dunia nyata dan bertemu dengannya.

Jantungku berdegup cepat, kaki bergetar hebat
Akankah aku ulangi merusak harinya

28 Agu 2013

R, Aku Menyukainya


Aku menyukainya, urutan ke delapan belas pada alphabet.

Huruf R.

Aku menyukainya seperti aku menyukai sebuah nama, yaitu Raka. Huruf pertama yang ada pada namaku juga. Aku suka, karena dua huruf yang sama bersanding sempurna.

Dulu aku pernah membeli sebuah gantungan ponsel berhuruf R. Tidak perlu repot-repot seperti wanita lain yang harus membeli 2 huruf berbeda (namanya dan pasangannya), aku cukup membeli satu huruf yang bisa mewakili nama kami berdua.

Gantungan dengan hiasan 2 buah dadu berwarna merah dan putih yang senantiasa menemani. Dadu itu selalu mengingatkanku pada apa yang pernah Raka katakan.
“Kita harus melihat dunia seperti kita melihat dadu. Jangan melihat dari satu sisi, karena mungkin ada sisi lain yang tidak berada tepat di depan pandangan kita. Sejahat apapun seseorang, kita harus percaya bahwa ada sisi baik dalam diri mereka,” ucapnya.
Gantungan dengan huruf R di ujungnya yang sering kuputar-putar ketika aku bosan. Tidak protes pada apapun yang kulakukan. Termasuk ketika kupindah-pindah dari ponsel yang satu ke ponsel yang lainnya. Menjadi objek yang bisa kupandangi berlama-lama. Mengagumi setiap lekukan yang akhirnya membentuk satu huruf kesukaan.

24 Agu 2013

Pindah

gambar dipinjam di sini. terima kasih
Pindah.

Segala sesuatu yang disebut ‘pindah’, apapun jenisnya, bukan merupakan perkara mudah. Mulai dari pindah rumah, pindah tempat kerja, pindah sekolah, pindah agama, pindah hati, dan berbagai macam jenis ‘pindah’ lainnya.

Saya sendiri sudah mengalami berbagai jenis pindah. Mulai dari pindah rumah, pindah sekolah, dan juga pindah hati.

Yang saya tau, ketika kita pindah (karena keinginan, keharusan, atau paksaan), akan selalu ada sisi diri yang berusaha untuk bertahan. Keinginan untuk tetap tinggal. Hasrat untuk tetap berada pada situasi dan kondisi yang sudah ada.

Karena apa?

Karena manusia selalu memiliki rasa takut untuk menghadapi segala sesuatu yang baru. Kekhawatiran dan kecemasan akan selalu ada dalam diri kita ketika kita akan pindah. Hanya saja, kadar ketakutan setiap orang tentunya berbeda-beda.

Banyak dugaan-dugaan yang kita pikirkan tentang ‘tempat kita yang baru’ setelah pindah. Takut kurang nyaman, takut tidak betah, takut jika tempat yang baru lebih buruk dari tempat yang lama, dan masih banyak lagi hal-hal negatif yang kita perkirakan akan terjadi setelah kita pindah.

Cerpen: Aku Pulang (Part 2)

Setiap sudut kota ini mengingatkanku pada Raka. Bukan masalah aku pernah ke tempat itu bersamanya atau tidak, namun yang lebih aku ingat adalah bahwa aku dan Raka saat ini berada di kota yang sama. Jarak ratusan kilometer yang dulu membentang, sekarang sudah menghilang. Kami sudah menghirup udara yang sama, melihat birunya langit yang senada, merasakan cuaca yang juga tidak berbeda. Peluang kami untuk bertemu harusnya lebih besar, ya kan?

Selama di sini aku lebih menajamkan pandangan. Aku lebih sering keluar rumah. Ya siapa tau ketemu Raka di jalan. Oke, ini namanya ngarep banget.

Hingga suatu pagi aku memutuskan untuk lari-lari kecil atau istilah kerennya adalah jogging. Tidak bisa dikatakan jogging juga sih, karena kenyataannya aku jalan, bukan lari. Perjalananku pun terhenti di depan gerobak penjual bubur ayam kesukaanku dulu.

Mari kita buktikan, apakah bubur ayam ini masih kusuka sampai saat ini?

Sebenarnya aku agak kesulitan memberi nilai pada bubur ayam tersebut. Bagaimana aku bisa tau rasanya berbeda atau tidak kalau aku sudah lupa pada rasa bubur ayam yang lama? Menyerah untuk memberi penilaian pada si bubur ayam, akhirnya aku hanya mengaduk-aduk bubur di mangkuk itu.

Aku jadi ingat bahwa Raka tidak suka bubur ayam.  Jangankan bubur ayam, dia pun tidak suka makan nasi yang terlalu lembek. Enek, begitu katanya.

Kemudian bubur yang tinggal separuh itu kubiarkan begitu saja. Dulu aku memang suka bubur ayam. Tapi sekarang tidak lagi. Mungkin karena aku sudah terlalu lama tidak memakannya. Ternyata apa yang kita suka bisa berubah seiring berjalannya waktu.

12 Agu 2013

Cerpen: Aku Pulang (Part 1)

gambar dipinjam di sini. terima kasih.
Aku pulang.

Akhirnya, aku berada di sini lagi. Sebuah kota yang kutinggalkan beberapa tahun lalu dengan berbagai alasan. Salah satunya adalah untuk melupakan kenangan.

Udara sejuk seketika menyapu tubuh ketika kakiku menjejaki aspal di sebuah tepian jalan. Ya, para supir bus memang sudah biasa menjadikan perempatan ini sebagai tempat pemberhentian.  Beberapa orang yang tadi satu bus denganku tampaknya sangat bahagia karena ada keluarga ataupun saudara yang menjemput mereka, menunggu kedatangannya.

Jam di pergelangan tanganku sudah menunjukkan angka lima. Suasana sore menjelang tibanya waktu berbuka puasa itu sangat ramai. Dua polisi cilik terlihat sedang sibuk mengatur kendaraan yang melintas di perempatan sembari meniup-niup peluitnya. Tongkat lampu berwarna merah di tangan kanan mereka gerakkan untuk mentertibkan para pengguna jalan. Aku menghembuskan nafas panjang. Ternyata berapa lama pun aku meninggalkan kota ini, suasananya akan selalu sama. Seperti yang dulu pernah kurasa.

2 Agu 2013

Untuk Ibu, Idola Nomor Satu

gambar dipinjam di sini. trims.

Fenomena apapun yang terjadi di sekitarmu adalah peringatan untuk dirimu sendiri, itu yang aku percaya. Seperti halnya ketika salah satu sahabatku kehilangan ibunda tercinta.

Tapi sebelumnya, ijinkan aku untuk berjanji pada diri sendiri agar tidak menangis selagi mengetik tulisan ini.


Jika ditanya, siapa orang yang paling kamu cinta?

Jawabanku adalah mama. Aku pun sangsi, apakah ada anak yang tidak mencintai ibunya? Karena menurutku, ibu adalah idola anak nomor satu di seluruh dunia.

Apa yang tidak pernah dilakukan ibu untukmu?

Jawabanku adalah tidak ada. Ia akan melakukan apa saja untuk anak-anaknya, untuk keluarganya. Bahkan jika harus mengorbankan nyawa sekalipun, ia tidak akan ragu.

Apa kamu pernah durhaka kepada ibumu?

Jawabanku adalah iya. Setiap anak pasti pernah membantah ibunya. Baik yang disengaja ataupun tidak. Aku pun begitu. Sesaat aku lupa pada semua pengorbanan yang dilakukannya untukku. Seringnya nada suaraku meninggi tiap kali aku tidak sependapat dengannya. Sesekali amarahku membersit di hati tiap kali ibu tidak merestui apa yang aku inginkan.

1 Agu 2013

Kerja Apa Ya?

gambar dipinjam di sini . trims
Menyandang status sebagai mahasiswa tingkat atas (jangan sebut tua!), akhirnya membuat saya berpikir, "mau kemana setelah ini?". Dan saya yakin, ribuan mahasiswa tingkat atas lainnya juga memikirkan hal yang sama seperti saya. 

Mau kemana? Mau jadi apa? Mau kerja di mana? Kerja apa nikah dulu ya? *eh

Dulu saya pikir jadi dokter itu yang paling enak. Tapi ternyata dokter itu di masa depan 90% kehidupannya di rumah sakit. Dan menurut saya, pekerjaan yang memaksa kita berada di satu tempat yang sama dalam jangka waktu yang lama adalah pekerjaan yang membosankan. Walaupun duitnya banyak sih.

Selain dokter, dulu saya pikir jadi pengacara itu juga keren. Tapi setelah melihat pengacara-pengacara di tipi, yang banyak kena kasus suap sana sini, pengacara udah gak keren lagi di mata saya. Jadi pengacara itu serba salah. Kalau jujur kehidupan terancam. Gak jujur lebih terancam.

Tapi kalau ditanya keinginan pribadi, tentang profesi apa yang saya inginkan di masa depan, jawabannya adalah arsitek! Ya, saya mahasiswa ilmu komunikasi yang pengen jadi arsitek! Gak nyambung sama sekali memang.

28 Jul 2013

[Review] Gu Family Book

Finally, berhasil menamatkan drama korea Gu Family Book…dalam waku 3 hari!! :)))

Di tengah kebuntuan dan kejenuhan tingkat provinsi gara-gara magang, akhirnya saya memutuskan buat cuti ngantor dulu dan nonton drama korea di kosan. HAHAHA (baru ini ada anak magang bisa cuti). Nulis beritanya gak capek. Nyari tema sama narasumbernya itu loh. Shit banget lah pokoknya. (Ini kok malah curcol magang?!!)

Di antara sekian banyak serial drama yang belum saya tonton, saya pun memilih Gu Family Book. Alasannya jelas, karena yang maen Lee Seung Gi. Ah, saya jatuh cinta sama dia sejak pandangan pertama, tepatnya di serial My Girlfriend is Gumiho.

Sebenernya gak begitu suka sama drama korea yang kolosal alias kerajaan-kerajaan gitu. Absolutely, saya lebih suka sama yang modern. Yang setting tempat dan suasananya di kota, yang pake baju biasa. Bukannya yang di istana dan pake baju kerajaan. Tapi alasannya lagi-lagi, karena yang maen adalah Seung Gi, jadinya saya bela-belain nonton! (^^)9


***

17 Jul 2013

Short Story: Surat Ketiga

Belakangan ini aku sering mimpi buruk. Mimpi buruk yang membuatku berpikir bahwa sebaiknya aku tidak usah tidur sekalian. Dan sayangnya terjaga sepanjang malam ini membuatku mengingat satu orang yang terlanjur menempel pada ingatan. Raka.

Damn. I miss him so bad.

Aku tidak ingin menghitung berapa hari tepatnya aku tidak bertemu dengannya. Karena hanya akan ada kekecewaan yang menguap ke permukaan. Entah sudah berapa janji yang ia lontarkan bahwa ia akan datang, tapi semuanya hanya berujung pada kata maaf dan kesibukan yang dijadikan alasan.

Aku mengerti. Mencoba mengerti lebih tepatnya.

"Kamu gak takut kalau suatu hari nanti tiba-tiba kamu gak ada perasaan apa-apa lagi sama Raka?", tanya Nayla.

"Dari awal aku udah pernah mikirin itu Nay. Gimanapun juga, aku suka sama Raka karena kita udah terbiasa. Karena udah terlalu banyak menghabiskan waktu bersama. Karena udah terlalu banyak berbagi cerita. Dan kalau semakin lama frekuensi bertemu kita menurun, gak menutup kemungkinan kalau tiba-tiba perasaan itu hilang gitu aja", aku tertegun sesaat. Memikirkan lagi kalimat yang baru saja ku ucapkan. Apa benar bisa semudah dan sesingkat itu? Aku jatuh cinta karena waktu. Dan berhenti mencinta pun juga karena waktu?

16 Jul 2013

Wawancara itu..

gambar diambil di sini. terima kasih

Dalam waktu kurang lebih 2 minggu, saya merasa bahwa saya telah berubah menjadi sosok yang berbeda. Ya, walaupun perubahan itu karena tuntutan profesi sementara yang sedang saya jalani saat ini.

Sebelumnya, saya bukan orang yang pintar berbasa-basi. Saya gak bisa menyapa orang terlebih dahulu. Saya bukan tipe yang bisa sok kenal sok dekat. Bisa dikatakan bahwa saya adalah orang yang tidak cukup ramah.

Saya adalah tipe yang Uncertainty Avoidance, tidak suka pada ketidakpastian.

Sejak magang menjadi wartawan, saya dituntut untuk berubah 360 derajat. Saya harus bisa melakukan pendekatan dengan narasumber, berkenalan dengan orang-orang baru, menjalin komunikasi sebaik dan se-efektif mungkin.

Saya gak bisa lagi takut, malu, jaim, apalagi gengsi. HAHAHAHA.

Seperti waktu saya liputan acara Top Model Busana Muslim di Matos beberapa hari yang lalu. Saya mendapat tugas untuk mewawancara peserta kategori C usia 14-25 tahun. Sebenarnya saya beruntung mendapat kategori C, karena mayoritas pesertanya adalah anak SMA ataupun mahasiswa. Tapi bagaimanapun juga, ini menjadi tantangan tersendiri buat saya.

“Guweh kudu sok akrab sama mereka, baiklah..”, saya ngomong dalam hati.