10 Agu 2011

Suka Duka Kelas Bahasa Inggris



Sesuai dengan judul diatas, aku cuma pengen ngeluarin uneg-uneg, berbagi suka duka, pengalaman2, cerita2, pokoknya semua hal yang aku temukan selama kurang lebih setahun duduk di kelas bahasa inggris.

Dari dulu aku pengen bisa ngomong bahasa inggris cap cis cus lancar jaya kayak kereta executive. Aku selalu kagum (campur iri) ama orang yang pinter bahasa inggris. Karena alasan itulah jurusan ilmu komunikasi kelas bahasa inggris jadi salah satu pilihan yang aku cantumkan waktu ujian seleksi penerimaan mahasiswa. Keinginan untuk pengen bisa ngomong bahasa inggris ini juga ada sebabnya. Simple sih.. aku punya mimpi kalo suatu saat nanti aku bisa ke luar negeri. Buat sekolah, kerja, atau cuma sekedar jalan-jalan. Hihi. MySpace

Kalo di masa sekarang, ke luar negeri itu jelas masih cuma sekedar mimpi. Masih sangat-sangat jauh. Tapi toh gak ada salahnya punya mimpi, keinginan, harapan, cita-cita, dan sejenisnya. Karena hidup kan emang berawal dari mimpi. Di buku “5 cm” yang aku baca, katanya manusia yang gak punya mimpi itu cuma seonggok daging yang punya nama. Manusia tanpa mimpi tidak bisa dikatakan bahwa manusia tersebut hidup.

Back to topic.
Di kampusku, jurusan komunikasi ada 6 kelas, 5 kelas diantaranya adalah kelas reguler (yang berbahasa Indonesia), yang satu kelas lagi adalah kelas bahasa inggris. Teman-temanku dikelas bahasa inggris memberi nama pada kelas kami dengan “KING”, singkatan dari Komunikasi INGgris.

Pertama kali masuk KING, honestly aku takut. Bener-bener takut. Karena aku sadar bahasa inggrisku gak bagus - bagus banget. Grammar berantakan. Listening payah. Writing dan reading biasa-biasa aja. Speaking  juga suka gagap. Jadi intinya bahasa inggrisku standar MySpace

Aku masih inget, di hari pertama kuliah waktu semester satu, aku berhadapan dengan mata kuliah pengantar sosiologi. Entah suatu keberuntungan atau tidak (tapi kayaknya enggak), dosen sosiologiku itu adalah seorang profesor lulusan Belanda. So pasti bahasa inggris tu dosen akan sangat sulit dimengerti oleh orang-orang awam sepertiku. Waktu itu aku bener-bener panas dingin membayangkan bagaimana masa depanku di kelas ini.

Awalnya terasa sangat sulit. Aku gak ngerti dosen-dosen itu ngomong apa. Aku cuma bisa menangkap beberapa kata. Vocab-nya pun buuaaanyak yang tidak aku kenal. Ternyata yang punya masalah seperti ini tidak hanya aku. Temen-temen lainnya juga merasakan hal yang sama.

Sebenernya kelas bahasa Inggris ini gak full inggris (emang harusnya gitu, karena masih rintisan). Ada beberapa dosen yang memberlakukan sistem mixing language. Intinya sih tergantung dosen.

Ada dosen yang mulai dari ngajar, tugas, ujian, semuanya full inggris (sudah pasti dibenci)

Ada dosen yang ngajarnya mixing language, tugas dan presentasi bahasa inggris, tapi ujiannya bahasa Indonesia (lumayanlah)

Ada juga yang ngajarnya pake bahasa Indonesia, tapi untuk presentasi, tugas, dan ujian maunya bahasa Inggris (Ini gak adil)

Ada juga yang semuanya bahasa Indonesia, mulai dari ngajar, tugas, dan ujian (cuma terjadi waktu matkul Statistik di semester 2. Matematika pake bahasa Inggris? Gak gak gak gak gak kuat).

Tapi seiring berjalannya waktu, aku dan teman-teman mulai terbiasa. Terbiasa dengerin dosen ngomong pake bahasa inggris. Terbiasa belajar dari slide2 yg berbahasa inggris. Terbiasa ngerjain tugas pake bahasa inggris. Terbiasa ujian (UTS dan UAS) pake bahasa inggris. Tiap hari dicekokin bahasa Inggris gimana gak terbiasa coba?
Menurut aku pribadi, duduk di kelas bahasa inggris ada enak dan gak enaknya. Enaknya ya kita bisa belajar dua hal sekaligus. Belajar tentang ilmu komunikasi itu sendiri sekaligus mengasah kemampuan bahasa inggris. Selain itu juga keliatan lebih 'keren' #eaaaa

Tapi ada gak enaknya juga loh.

Pertama, jujur aja untuk mengerti materi itu susah. Harus bener-bener dengerin waktu dosen ngajar.

Kendala yang kedua ada pada tugas, terutama tugas analisis dan bikin makalah. Kalo lagi bener-bener niat dan mood bagus, bisa aja ngerjainnya sendiri trus translate sendiri (gak pake kamus online). Tapi kalo udah males ya terpaksa pake cara instan. cari di Google, copy paste, trus berdoa supaya dosennya gak tau kalo itu gugel yang mikir. Tapi biasanya dosen-dosen yang gak suka mahasiswanya mengandalkan gugel bakal ngasih tugas analisis yang mau gak mau harus mikir sendiri.

Masalah yang ketiga ada pada saat presentasi. Hubungannya udah pasti ama speaking. Kalo presentasi tinggal baca slide mah gampang. Presentasi tanpa baca slide, trus pake kalimat-kalimat karangan sendiri yang diimprove  langsung didepan kelas, itu yang susah. Harus bener-bener paham materi dan bisa menterjemahkannya langsung ke dalam bahasa inggris (balik lagi deh ke masalah pertama MySpace).

Yang ke empat adalah saat ujian, UTS ataupun UAS. Beda-beda tipis ama presentasi. Kalo presentasi berhubungan ama speaking, ujian (tulis) hubungannya ama writing. Waktu ujian kita harus bisa mengarang sebanyak mungkin. Kalo mau nulisnya lancar, harus tau banyak vocab, supaya gak kehabisan kata-kata waktu mengarang. *pengalaman pribadi*.

Beberapa dosen sering memberi motivasi kepada kami (anak – anak KIng) untuk tidak menyerah di kelas ini. Harus percaya kalo suatu hari nanti kami bisa mengerti dengan baik dan berbicara dengan lancar (Amin ya Allah..). “Keep confidence that you’re smart”, begitu kata salah satu dosen. Inilah yang sebenarnya kami butuhkan dari para dosen tersebut. Support dan Motivasi. Gak apa-apa kalo beliau-beliau menuntut kami pake bahasa inggris. tapi kalo kami salah, jangan tambah disalah-salahkan, jangan menyudutkan, atau bahkan sampe mengatakan "you're not suitable in this class". (dulu pernah dapet dosen kayak gini soalnya. anak-anak sekelas jadi sakit hati deh. haha)

Tapi alhamdulillah, IP di dua semester yang lalu bisa dikategorikan ke dalam predikat "memuaskan" MySpace. Apalagi IP semester 2 ini, temen-temen KIng IPnya kereeeennnnn..... banyak yang panjat tebing........ ! Ini karena dosen-dosen di semester dua banyak yang berhati malaikat atau emang anak-anak KIng yang belajarnya lebih rajin, entahlah hanya Tuhan yang tau..

Language is just about habit. Aku percaya bahwa kebiasaan-kebiasaan itu lambat laun akan berubah menjadi kemampuan. Semoga..

Yuk mari lebih rajin lagi di semester depan.. MySpace, semoga dewi fortuna akan selalu berpihak pada kita teman temaaaannnn.. amiiiiinnnnn

(Semangatnya cuma pas lagi liburan gini. Kalo udah kuliah pasti sifat malas yang lebih menonjol. Semangat dan rasa malas kadang memang berjalan beriringan)

Udahan ah. Sekian postingan sore ini. Thanks for reading. Selamat menunggu waktu berbuka puasa =)))
MySpace

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Leave your comment here :D