Susah ya untuk jadi orang baik?
Lebih tepatnya lagi, susah untuk melakukan hal-hal baik.
Padahal melakukan hal baik itu semudah membalikkan telapak
tangan. Mudah sekali. Sungguh.
Contohnya, membuang sampah pada tempatnya. Menyingkirkan paku
yang kita temukan di jalan. Mendengarkan orang yang sedang bicara dengan
seksama. Menanyakan kabar orang tua yang sedang jauh dari kita. Membantu teman
yang ingin melakukan surprise ulang tahun untuk sang pacar. Tersenyum saat
berpapasan dengan adik kosan yang tidak terlalu dikenal. Mengucapkan terima
kasih pada waitress yang mengantar makanan. Mengucapkan ‘hati-hati di
jalan’ kepada teman yang akan berpergian. Tidak menyetel musik terlalu
keras saat tengah malam. Dan masih banyak hal-hal baik yang sebenarnya
bisa kita lakukan dengan mudah.
Iya, saya paham kalau kata ‘mudah’ itu sifatnya relatif.
Maknanya berbeda antara orang yang satu dengan orang yang lainnya. Tapi kita
tetap bisa belajar melakukan hal-hal baik dari hal-hal kecil yang ada di
sekitar kita. Saya percaya, selama keinginan untuk berbuat baik itu ada, maka tidak
akan ada yang namanya ‘kesulitan’.
“Banyak hal yang harus disyukuri di dunia ini. Punya pacar
yang baik misalnya.” Tweet yang saya unggah di akun twitter saya beberapa waktu
yang lalu.
Kalau kita sulit untuk melakukan hal-hal baik, mungkin kita
butuh seseorang untuk mengingatkan. Dan saya benar-benar bersyukur memiliki pacar
yang baik, yang mau mengingatkan saya untuk berbuat baik.
Seperti halnya hari ini, ketika saya bercerita padanya bahwa
saya menemukan ulat pada makanan yang sedang saya makan (well, ini agak menjijikkan memang). Saya sempat mengumpat dan
merepet panjang lebar tentang alasan saya tidak suka makan sayur yang dijual
di warung-warung, karena takut menemukan hal-hal sejenis ini.
Kemudian respon yang saya dapat darinya, “Gak apa-apa. Buang ulatnya.
Makan bagian yang baiknya.” He said.
Beberapa saat saya terdiam. Yang kemudian saya pikirkan adalah ketika
saya di sini sedang kesal karena menemukan ulat di dalam makanan, mungkin di
luar sana ada orang-orang yang sedang mengais tempat sampah untuk mencari
sesuatu yang bisa dimakan. Atau mungkin juga ada orang yang sedang menunggu di
belakang sebuah restoran untuk meminta makanan sisa. Atau ada yang sedang kelaparan
karena sudah beberapa hari belum makan.
Yang kemudian saya pikirkan adalah ketika saya punya pilihan lain
(membuang dan membeli lagi), tapi mereka tidak.
Saat kita berada dalam keadaan yang buruk, mungkin yang
sebaiknya kita ingat adalah masih banyak di luar sana yang keadaannya jauh lebih
buruk, jadi kita harus tetap bersyukur.
Bersyukur bisa melegakan, tapi memaki tidak memberi solusi.
Sekali lagi, saya bersyukur punya pacar yang baik dan mengingatkan
saya untuk melakukan hal-hal baik :’)
Saat ini ada tiga hal baik yang ingin saya lakukan.
Pertama, tidak mengeluhkan banyak hal terus-terusan.
Kedua, tidak mengeluarkan makian pada hal-hal kecil yang kadang
membuat kesal.
Ketiga, tidak menjadi ratu drama ketika sedang datang bulan.
Car, pacar, bantuin ya? :')
Car, pacar, bantuin ya? :')
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Leave your comment here :D