27 Des 2012

Review : 5 cm dan Habibie & Ainun

Ehem, kali ini saya mau nge-review sedikit tentang film yang sekarang lagi booming-boomingnya ditonton. Kedua film ini adalah adaptasi dari novel best seller. 5 cm dan Habibie dan Ainun (Tetot, mengulang kata 'dan')


Di mulai dari film 5 cm.

Sejak pertama kali liat trailernya, sebenarnya saya udah illfeel. Pertama karena kostum yang dipakai oleh Genta dkk waktu mau naik Semeru. Kostumnya lebih mirip mau ke mall daripada mau naik gunung. Kenapa harus pake jeans sih? Kerennya jadi ilang kalo naek gunung pake celana jeans >.<

Kedua, trailernya juga puanjaaang banget, sekitar 4 menitan. Ini trailer film terpanjang yang pernah saya tau. Saya malah lebih suka movie teaser-nya yang cuma 34 detik itu. Lebih terlihat elegan dan bikin penasaran aja menurut saya.

Di film ini terlalu banyak dialog panjang yang lebaynya minta ampun. Yang paling bikin saya geregetan itu waktu Genta nembak Riani di Ranukumbolo. Kalimatnya gombalisasi banget, terlalu bertele-tele, dan sangat berlebihan. Padahal lokasinya udah sangat mendukung. Di ranukumbolo, di dekat tanjakan cinta. Seandainya pada bagian itu dialognya bisa meninggalkan kesan lebih dalam untuk penonton, pastinya itu bakal jadi adegan yang paling disukai.

25 Des 2012

Mari Menulis..!


Dear blog, apa kabar?
Akhirnya aku mengunjungimu lagi.

Tahun ini, aku benar-benar merasa tidak produktif dalam menulis. Terbukti dengan terlantarnya blog ini. Kalau dilihat dari arsip pun, rata-rata tiap bulannya, terutama pada bulan-bulan terakhir di tahun 2012 ini, aku cuma memosting satu tulisan. Dan kalau dijumlah total keseluruhan, di tahun 2012 ini aku hanya memosting tidak lebih dari 25 tulisan. Turun drastis dari tahun lalu..

Ada banyak hal yang melatarbelakangi. Mulai dari koneksi internet di kosan yang makin kacrut, tugas-tugas kuliah yang makin menggila, hingga proker-proker KOMPAS yang padat setiap bulannya. Faktor-faktor lain adalah karena males mikir dan males ngetik. Hihihi..

Trus kenapa sekarang mulai nulis lagi, Rau?

Ehm, mungkin karena udah gak sibuk :p

Oke, itu bukan alasan sebenarnya. Belakangan ini ada ketakutan dalam diriku, bagaimana kalau suatu hari nanti aku gak bisa nulis lagi? Yang aku yakini adalah menulis itu bukan bakat, melainkan kebiasaan. Intensitas menulis yang rendah biasanya meyebabkan tulisan menjadi kaku dan tidak enak dibaca.