28 Jul 2013

[Review] Gu Family Book

Finally, berhasil menamatkan drama korea Gu Family Book…dalam waku 3 hari!! :)))

Di tengah kebuntuan dan kejenuhan tingkat provinsi gara-gara magang, akhirnya saya memutuskan buat cuti ngantor dulu dan nonton drama korea di kosan. HAHAHA (baru ini ada anak magang bisa cuti). Nulis beritanya gak capek. Nyari tema sama narasumbernya itu loh. Shit banget lah pokoknya. (Ini kok malah curcol magang?!!)

Di antara sekian banyak serial drama yang belum saya tonton, saya pun memilih Gu Family Book. Alasannya jelas, karena yang maen Lee Seung Gi. Ah, saya jatuh cinta sama dia sejak pandangan pertama, tepatnya di serial My Girlfriend is Gumiho.

Sebenernya gak begitu suka sama drama korea yang kolosal alias kerajaan-kerajaan gitu. Absolutely, saya lebih suka sama yang modern. Yang setting tempat dan suasananya di kota, yang pake baju biasa. Bukannya yang di istana dan pake baju kerajaan. Tapi alasannya lagi-lagi, karena yang maen adalah Seung Gi, jadinya saya bela-belain nonton! (^^)9


***

17 Jul 2013

Short Story: Surat Ketiga

Belakangan ini aku sering mimpi buruk. Mimpi buruk yang membuatku berpikir bahwa sebaiknya aku tidak usah tidur sekalian. Dan sayangnya terjaga sepanjang malam ini membuatku mengingat satu orang yang terlanjur menempel pada ingatan. Raka.

Damn. I miss him so bad.

Aku tidak ingin menghitung berapa hari tepatnya aku tidak bertemu dengannya. Karena hanya akan ada kekecewaan yang menguap ke permukaan. Entah sudah berapa janji yang ia lontarkan bahwa ia akan datang, tapi semuanya hanya berujung pada kata maaf dan kesibukan yang dijadikan alasan.

Aku mengerti. Mencoba mengerti lebih tepatnya.

"Kamu gak takut kalau suatu hari nanti tiba-tiba kamu gak ada perasaan apa-apa lagi sama Raka?", tanya Nayla.

"Dari awal aku udah pernah mikirin itu Nay. Gimanapun juga, aku suka sama Raka karena kita udah terbiasa. Karena udah terlalu banyak menghabiskan waktu bersama. Karena udah terlalu banyak berbagi cerita. Dan kalau semakin lama frekuensi bertemu kita menurun, gak menutup kemungkinan kalau tiba-tiba perasaan itu hilang gitu aja", aku tertegun sesaat. Memikirkan lagi kalimat yang baru saja ku ucapkan. Apa benar bisa semudah dan sesingkat itu? Aku jatuh cinta karena waktu. Dan berhenti mencinta pun juga karena waktu?

16 Jul 2013

Wawancara itu..

gambar diambil di sini. terima kasih

Dalam waktu kurang lebih 2 minggu, saya merasa bahwa saya telah berubah menjadi sosok yang berbeda. Ya, walaupun perubahan itu karena tuntutan profesi sementara yang sedang saya jalani saat ini.

Sebelumnya, saya bukan orang yang pintar berbasa-basi. Saya gak bisa menyapa orang terlebih dahulu. Saya bukan tipe yang bisa sok kenal sok dekat. Bisa dikatakan bahwa saya adalah orang yang tidak cukup ramah.

Saya adalah tipe yang Uncertainty Avoidance, tidak suka pada ketidakpastian.

Sejak magang menjadi wartawan, saya dituntut untuk berubah 360 derajat. Saya harus bisa melakukan pendekatan dengan narasumber, berkenalan dengan orang-orang baru, menjalin komunikasi sebaik dan se-efektif mungkin.

Saya gak bisa lagi takut, malu, jaim, apalagi gengsi. HAHAHAHA.

Seperti waktu saya liputan acara Top Model Busana Muslim di Matos beberapa hari yang lalu. Saya mendapat tugas untuk mewawancara peserta kategori C usia 14-25 tahun. Sebenarnya saya beruntung mendapat kategori C, karena mayoritas pesertanya adalah anak SMA ataupun mahasiswa. Tapi bagaimanapun juga, ini menjadi tantangan tersendiri buat saya.

“Guweh kudu sok akrab sama mereka, baiklah..”, saya ngomong dalam hati.

15 Jul 2013

Cerpen: Jadi Selingkuhan

“Aku membuat ribuan alasan sebagai pembenaran atas apa yang telah ku lakukan. Tapi kalian sepakat kan kalau orang ketiga bukan satu-satunya pihak yang harus disalahkan?”

Kalian pernah mengutuk diri sendiri?

Ya, aku pernah. Di sini dan saat ini juga. Ketika aku sedang berdiri di depan kaca. Bayangan yang memantul adalah seorang gadis cantik, namun ia bertanduk dan bertaring. Hiks.

Tikung menikung dalam hubungan percintaan memang sudah biasa. Apalagi dalam hubungan percintaan yang berawal dari persahabatan. Ini sangat mudah ditemukan. Lihat saja pada hubunganku, Rena, dan Aris.

Tidak pernah terbayangkan sebelumnya bahwa kisah cintaku akan 11-12 dengan film india legendaris Kuch-Kuch Hota Hai. Kalian semua pasti sudah pernah mendengar judul yang satu itu, kan? Tidak sama persis memang. Serupa tapi tak sama.

Aris dan Rena sudah berpacaran sejak kelas 1 SMA. Tiba-tiba aku masuk ke dalam dunia mereka sebagai sahabat untuk keduanya. Kami sangat akrab. Pun sering melakukan kencan bersama. Aris dengan Rena, sedangkan aku silih berganti membawa laki-laki berbeda tiap bulannya.

Entah kenapa, usia pacaranku sejak dulu tidak pernah bisa lebih dari sebulan. Well, sebulan setengah mungkin. Belum menemukan yang cocok saja, begitu batinku berkata. Bagiku, mencari pacar itu ibarat mencari sepatu. Ada banyak pilihan, tapi sulit mencari yang nyaman. Nomer 38 kekecilan, nomor 39 kebesaran. Kurang lebih seperti itu analoginya.

Ke-putus-asa-anku dalam mencari yang nyaman datang bersamaan dengan kejenuhan hubungan dengan Rena yang Aris rasakan. Tanpa sengaja, tanpa pernah direncana, aku dan Aris akhirnya sering menghabiskan waktu bersama. Hanya berdua, tanpa Rena.

13 Jul 2013

Lelakiku Adalah


Lelakiku adalah ia yang bisa menjadi pasangan sekaligus teman

Lelakiku adalah ia yang tidak akan lupa menghubungiku ketika sedang jauh dari rumah

Lelakiku adalah ia yang sabar menghadapi sifat cemburuku yang suka terlalu

Lelakiku adalah ia yang marah ketika aku terlalu sering tidur larut malam

Lelakiku adalah ia yang membaca tulisan-tulisanku tanpa perlu ku minta

Lelakiku adalah ia yang menenangkanku ketika rasa cemas dan khawatir datang menganggu

Lelakiku adalah ia yang membawaku dalam pelukannya saat aku menangis

Lelakiku adalah ia yang akan senantiasa mengingatku dalam setiap langkah kakinya

Lelakiku adalah ia yang selalu menyisipkan namaku dalam setiap doanya

Lelakiku adalah ia yang akan dibanggakan oleh anak-anakku nanti

Lelakiku adalah ia yang ketika membaca ini, maka akan berkata dalam hati “Iya, aku janji”

Jadi Wartawan Itu..

gambar dipinjam di sini. terima kasih

Saya gak pernah membayangkan sebelumnya kalau suatu hari akan merasakan yang namanya jadi wartawan. Sedikitpun gak pernah terpikiran apalagi menginginkan.

Magang kali ini beneran surprised ya buat saya. Memasuki minggu kedua magang, udah banyak pengalaman baru yang saya rasakan suka dukanya jadi wartawan.

Walaupun saya cuma ditugaskan di rubrik, tapi tetap saja yang harus saya tulis adalah berita. Berita yang dibikin berdasarkan tema (bukan berdasarkan peristiwa seperti berita-berita criminal, olahraga, ataupun politik), tetap harus berdasarkan fakta dan realita yang ada.

Dan jujur, saya mengalami kesulitan dalam menulis berita yang sesungguhnya.

Di beberapa mata kuliah komunikasi massa, memang pernah diberi tugas menulis berita. Namun bukan berita yang berasal langsung dari narasumber, bukan dari data primer, begitu istilahnya. Dosen biasanya hanya meminta mahasiswa menulis berita dari data sekunder (dari informasi yang sudah ada, boleh dari televisi, koran ataupun internet).

Pengalaman pertama mencari narasumber membuat saya bingung setengah mampus. Dan kesalahan yang sangat saya sadari adalah saya lebih bingung mencari narasumber daripada membuat list pertanyaan yang akan ditanyakan ketika wawancara. Jeng jeng..

Gimana gak bingung nyari narasumber coba? Koran yang terbitnya setiap hari membuat kita harus memperoleh berita dengan cepat. Mulai dari mencari tema, membuat list pertanyaan wawancara, menentukan narasumber, hingga akhirnya mengolah informasi yang sudah didapat menjadi satu berita untuh yang siap disetorkan kepada editor.

5 Jul 2013

Insomnia


gambar dipinjam disini. terima kasih
Belakangan ini saya udah gak benci sama mantan. Udah gak sebel sama gebetan. Udah gak kesel sama orang – orang yang membuat saya bad mood seharian. Gak, saya gak benci semua itu. Satu hal yang saya benci adalah MATA YANG SUSAH BANGET DIAJAK MEREM KETIKA ADA TUNTUTAN BUAT BANGUN PAGI!

Saya udah lupa rasanya tidur dibawah jam 12. Hampir setiap malam saya baru bisa ketiduran jam 1, jam 2, jam 3, dan setelah subuh sekalian. Kalau ada yang nanya, apa yang saya lakukan sepanjang malam dikala insomnia melanda? Jawaban saya adalah: saya gak ngapa-ngapain! Ketap – ketip gak jelas dan ini bener-bener bikin kesel.

Mending kalo insomnia trus akhirnya ngerjain sesuatu yang menyebabkan satu tugas buat besok selesai, well saya dengan senang hati insomnia tiap hari. Tapi masalahnya insomnia saya adalah jenis insomnia yang gak produktif. Paling cuma menghasilkan tulisan random di blog kayak gini. Erggh.

Dulu pernah nanya ke salah satu temen, kenapa kok saya sering insomnia. Dia bilang karena saya nganggur seharian, ga ada kerjaan di kosan, jadi wajar kalo malemnya gak capek dan akhirnya gak bisa tidur. Okelah, jawaban dia bisa diterima karena waktu itu saya nanya pas lagi musim liburan.

Tapi kalo kayak sekarang, yang sebenernya juga musim liburan, tapi tersita oleh magang, jawaban teman saya itu tentu saja jadi gak akurat lagi.

4 Jul 2013

Selamat Magang!


Hallo bloggy,

Saya cukup sedih ngeliat tulisan di blog ini yang makin berkurang tiap bulannya. Tumpukan tugas – tugas take home buat UAS membuat saya melanggar komitmen pada diri sendiri untuk tetap menulis di sini, minimal seminggu sekali. Tapi ternyata semua gak sesuai rencana. Saya mulai susah membagi waktu. Waktu orang tidur, saya melek begadang, dan sayangnya waktu begadang itu terbuang begitu saja tanpa menghasilkan apa-apa. Boro-boro nyicil tugas, nyicil tulisan buat blog aja nggak. I just do nothing sepanjang malam.

Setelah UAS yang menguras pikiran dan tenaga, dan juga emosi, saya tetep gak bisa santai – santai. Karena perjuangan yang lebih berat menunggu di depan mata, yaitu magang! Welcome to the jungle beybehh!

Saya magang di salah satu koran lokal di Malang. Kenapa saya milih magang di media cetak? Karena salah satu hal yang saya suka selain jalan – jalan adalah menulis. Karena saya gak mungkin magang jadi tour guide, karena gak sesuai sama peminatan, walaupun sebenernya pengen banget, maka akhirnya saya memutuskan di Koran, dimana saya pikir saya bisa melatih hobi menulis saya.