Untuk gunung
Kelud yang tempo hari batuk.
Aku yakin kalau ini bukan surat pertama yang kamu terima. Teman-teman lain yang juga berpartisipasi pada program #30HariMenulisSuratCinta pasti sudah banyak yang menyuratimu sejak beberapa hari yang lalu.
Aku yakin kalau ini bukan surat pertama yang kamu terima. Teman-teman lain yang juga berpartisipasi pada program #30HariMenulisSuratCinta pasti sudah banyak yang menyuratimu sejak beberapa hari yang lalu.
Jadi, Kelud, bagaimana keadaanmu sekarang? Yang aku baca dari berita, kamu sudah kembali tenang ya? Kuharap benar demikian adanya. Kamu tau kan kalau semua orang mendoakan supaya kamu cepat sembuh.
Sejak kamu memuntahkan isi perutmu pada tanggal 13 Februari yang lalu, aku mengikuti semua berita yang berhubungan denganmu. Aku juga sempat membaca sebuah artikel yang mengatakan bahwa kamu bersaudara dengan Semeru dan Bromo. Apakah itu benar? Ah, kemana saja aku selama ini. Aku baru tau kalau kalian tiga bersaudara.
Lalu kemarin
sebuat tweet muncul di timeline-ku berbunyi, “Kelud, Bromo,
Semeru tetangga yang baik sebagai Trigiri. Satu batuk, yang lain ikut,
solidaritas”. Aku cemas, Lud. Tidak bisa kubayangkan kalau saudaramu, Bromo
atau Semeru, ikutan batuk. Mereka bisa melumpuhkan seluruh pulau Jawa. Hiks.
Lud, aku
tidak menyalahkan kamu. Manusia saja bisa batuk, kenapa kamu tidak? Lagipula,
tidak ada satu pun hal di dunia ini yang terjadi tanpa ijin-Nya. Aku percaya,
kalau sudah ada campur tangan Tuhan, maka semuanya akan baik-baik saja. Kamu
sependapat denganku kan?
Tahun 2014
baru berjalan satu bulan setengah tapi negara kita sudah tertimpa banyak bencana,
Lud. Rasanya belum kering air mata para korban banjir di ibukota maupun korban
erupsi di Sumatra utara, kini letusanmu yang katanya mencapai ketinggian 17 km
itu juga sukses membuat Jawa Timur gempar.
Banyak orang
yang menghubung-hubungkan bencana alam dengan azab Tuhan. Menurutmu bagaimana? Aku
tidak mau berkomentar masalah itu, Lud. Biarkan itu menjadi rahasia-Nya. Gak
perlu lah ya kita sotoy dengan apa
maksud Tuhan memberi bencana ini pada kita. Tapi karena kita diwajibkan berbaik
sangka kepada sang Pencipta, maka anggap saja semua yang terjadi karena Tuhan
sayang sama kita. Aku pikir anggapan seperti itu bisa lebih melegakan, daripada
kita menggerutu dan saling menyalahkan.
Kelud, ayo
kita sama-sama mendoakan, semoga semua korban di pengungsian diberi ketabahan
yang melimpah. Semoga bantuan untuk mereka bisa segera tersalurkan (dengan
baik). Semoga abu vulkanik yang berembus segera tersapu hujan, melebur dengan
tanah.
Dan yang
terakhir, semoga kamu segera pulih, kembali ke status normal. Amin.
Peluk jauh
dariku untukmu.
Malang, 16
Februari 2014
Keren surat untuk KELUD, ... Heheheee
BalasHapusmakasiiiiiii :D
BalasHapus