11 Feb 2014

Day 11: Yang Sedang Bermain Sepak Bola

Waktu itu aku bermaksud sedang mencoba kamera yang kubawa. Aku mengarahkan lensa pada laut. Cukup lama aku menunggu momen tidak ada orang lewat –yang-berpotensi-merusak-pemandangan. Pulau Sempu yang saat itu ramai pengunjung membuatku sedikit kesulitan untuk menggambil gambar percobaan.

Kemudian, setelah kupastikan tidak ada yang lewat di hadapanku, aku segera menekan tombol. Tapi kamu tiba-tiba muncul dari sebelah kiri sambil mengejar bola..dan KLIK, kamu tertangkap oleh kamera.


Untuk beberapa saat aku memperhatikanmu yang masih asik menggiring bola.

Aku suka melihat anak laki-laki bermain bola. Aku suka melihat binar di mata mereka yang sedang mengikuti kemana pun bola bergulir. Waktu itu kamu juga seperti itu. Kamu begitu bersemangat, tersenyum dan tertawa ketika mengejar bola. Sesekali kamu berteriak pada temanmu agar memberikan bola itu padamu. Rambutmu terlihat basah oleh keringat (atau karena sebelumnya kamu berenang di laut?).

Sejujurnya aku tidak suka bola. Tapi pada waktu-waktu tertentu, aku bisa saja tiba-tiba suka bola. Misalnya saja ketika yang bermain adalah orang yang kusuka. Oke, abaikan kalimat terakhir.

Aku benar-benar penasaran, apa yang membuatmu (dan sebagian besar pria) suka bola. Bahkan ketika kamu sedang di pantai, yang notabene bukan tempat untuk bermain bola. Jujur saja aku sempat kesal melihatmu dan teman-temanmu. Kalian menghabiskan space yang cukup luas untuk bermain bola hingga aku dan teman-temanku tidak menemukan tempat untuk sekadar duduk.

Tiap kali aku melihat fotomu itu, aku membayangkan kalau kamu adalah Ruly Walantaga. Iya, dia tokoh fiksi dalam novel favoritku yang berjudul Antologi Rasa. Ruly yang sangat mencintai sepak bola dan menjadikan olahraga itu sebagai hiburan ketika deadline pekerjaan di kantor membunuhnya. Ruly yang dalam hidupnya hanya memikiran dua hal, pekerjaan dan skor pertandingan sepak bola.

Bagi Ruly, sepak bola adalah sebuah permainan dengan peraturan yang sangat jelas. Untuk mendapatkan poin hanya perlu memasukkan bola ke dalam gawang, ada kartu merah dan kuning bagi mereka yang melanggar aturan. Sesederhana itu alasannya menyukai sepak bola. Kata Ruly, ada kebahagiaan yang tidak bisa digambarkan melalui kata-kata setiap kali berhasil membobol gawang lawan.

Jadi, apa kamu juga seperti itu? Apa kamu jelmaan dari Ruly Walantaga? Oh well, aku mulai delusional.

Sepertinya cukup sekian surat yang ku tulis untukmu –laki-laki-asing-yang-tidak-ku-ketahui-namanya. Maaf karena sudah memajang fotomu di sini tanpa permisi.

Dari,
Aku yang tidak sengaja memotretmu saat bermain bola di pulau Sempu  dua tahun lalu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Leave your comment here :D