Seharian ini pikiranku jadi kacau. Gak bisa fokus, gak bisa konsen, gak
bisa ngapa-ngapain. Aku masih memikirkan ada urusan apa Raka ke rumah Indi. I must be crazy. Segitu ngaruhnya ya Raka
buatku? Sampe-sampe bikin aku gak berfungsi seperti ini.
Aku terduduk lemas di lantai kamar sambil menekan-nekan keypad henpon.
Ngecheck BBM, recent updates, dan timeline sekilas. Tidak ada tanda-tanda
keberadaan Raka. Ya jelas saja, karena Raka bukan bebe user dan twitternya dibiarkan
terlantar selama berbulan-bulan. Raka memang tidak terlalu suka berada di dunia
maya.
Aku membuka kotak masuk pesan. Ya, kali aja tadi Raka SMS trus aku lupa
bales. Ini emang kedengarannya maksa banget. Pffft.
15 menit berlalu, aku masi memain-mainkan henpon. Tidak ada tanda-tanda
bahwa henpon ini akan menerima pesan dari seseorang bernama Raka. Kesal, aku
membanting henpon ke kasur.
Aku membenamkan wajahku ke bantal. Berusaha mengusir pikiran-pikiran
buruk yang sejak tadi bermunculan, berkaitan dengan apa yang dilakukan Raka di
rumah Indi hari ini.
…
“Kenapa kamu bisa suka ama Raka?”, Nayla pernah bertanya padaku. Ya, aku
cuma bercerita tentang Raka kepada Nayla, sahabatku sejak SMA.
“Ya ampun Nay, aku juga gak ngerti kenapa harus Raka. Orang yang mungkin
udah nganggep aku kayak adeknya sendiri. Dan sejujurnya, Raka emang bukan
tipeku sih. Raka beda 180 derajat ama you-know-who yang tidak boleh disebut
namanya”, jelasku panjang lebar.
“Hahaha. I see, setelah sekian tahun, kamu tetep gak mau nyebut namanya
ya! Hahaha”, Nayla mengejekku.
Aku hanya menatap Nayla dengan tatapan membunuh yang berarti aku sedang
tidak mau membahas si you-know-who yang tidak boleh disebut namanya itu.
“Oke oke, back to topic. Raka itu cuek kan? Kamu juga cuek. Dan
tebakanku, seandainya kalian bener-bener jadi, kalian bakal perang ego setiap
saat. Gak ada yang mau ngalah!”, Tegas Nayla
“Demi Raka, aku mau ngalah deh Nay. Aku mau jadi calon istri yang nurut.”,
“Hahaha, ngarep jangan ketinggian woy!”, Nayla tertawa.
Kayaknya aku bener-bener udah gila. Tapi aku pikir semua wanita di dunia
ini juga bakal ‘gila’ setelah bertemu seseorang yang membuatnya berkata oh-he-will-be-my-future-husband,
iya kan?
…
Raka sekarang lagi ngapain ya? Aku melirik jam henpon yang menunjukkan
pukul 10 malam. Raka pasti udah di rumah kan? Apa dia lagi ngopi bareng
temen-temennya? Atau yang lebih buruk lagi kalau malem ini Raka keluar sama
Indi?
Tiba-tiba aku teringat sebuah lagu dari One Direction yang berjudul More Than This. Untuk saat ini, lagu
tersebut sangat mendeskripsikan apa yang ada di hati.
when
s
he
opens h
er
arms and holds you close tonight,
it just won’t feel right,
‘cause i can love you more than
this
when
s
he
lays you down,
i might just die inside,
it just don’t feel right,
‘cause i can love you more than
this
(PS: kata he dan his pada lirik asli, aku ganti dengan she dan her)
Sejujurnya, aku juga gak yakin apa Raka ama Indi benar-benar ada
hubungan khusus. Ya paling tidak, aku berharap bahwa mereka tidak ada hubungan
apa-apa. Aku berharap bahwa aku yang suudzon berlebihan.
Untuk saat ini mungkin lebih
baik aku belajar positive thinking dulu. Berasumsi bahwa Raka dan Indi hanya
teman. Ya, mereka hanya teman.
Inilah salah satu hal yang aku benci di dunia, menebak-nebak sesuatu
yang sangat abu-abu!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Leave your comment here :D