27 Mar 2013

Syuting di Pasar Minggu

Warga Malang pasti udah gak asing lagi dengan tempat yang satu ini. Pasar dadakan setiap hari minggu pagi yang berada di sepanjang jalan dekat stadion gajayana. Lebih tepatnya lagi, pasar yang membentang mulai dari perpus kota sampai perempatan dekat stadion Gajayana situ.

Tidak hanya ada pasar dadakan, event Car Free Day (CFD) di sepanjang jalan Ijen, dimana seluruh kendaraan bermotor dilarang melintas selama beberapa jam (waktu ditentukan), juga turut memeriahkan suasana di hari minggu pagi kota Malang.

Pengalaman pertama saya ke pasar minggu adalah semester lalu dan gara-gara tugas. Yak, setelah hampir 4 tahun di Malang, akhirnya saya baru ke pasar minggu di tahun 2013 (glek). It was surprised me. Gimana ratusan (atau lebih?) orang tumpah di pasar itu, rela berjalan berdesak-desakkan hanya untuk melihat orang-orang berjualan, bahkan orang yang jualan jadi gak keliatan karena terlalu ramai.

Satu pertanyaan yang ada di benak saya: Ini orang-orang pada ngapaiiiiiinn?
foto: dokumen pribadi
Saya gak suka keramaian. Jadi, saya juga gak suka ke pasar minggu. Selain itu, bagi saya hari minggu itu adalah hari suci yang harusnya digunakan dengan sebaik-baiknya untuk jadi kembang kasur seharian di kos.

***

Tadi pagi, untuk kedua kalinya saya menghirup udara pagi di pasar minggu. Gak tanggung-tanggung, jam 5 subuh saya udah stand by di dekat perpus kota. Lagi-lagi karena untuk menjalankan “tugas negara”.

Tugas UTS untuk matkul Praktek TV Non-Berita yang saya ambil semester ini adalah membuat sebuah program TV Non-Berita. Mulai dari penggagasan ide, pembentukan crew, pembuatan script, rundown acara, storyboard, hingga eksekusi dipelajari disini. Dan kelompok saya kebetulan membuat acara yang pada episode pertama akan mengupas sisi lain dari Pasar Minggu.

Dulu waktu masih SMA saya pikir bikin film itu seru dan menyenangkan. Tapi setelah duduk di bangku kuliah, ternyata…..tidak semudah yang saya bayangkan. Iya, pemikiran anak SMA memang sangat sederhana.

Hal yang paling menyebalkan waktu syuting tadi adalah orang-orang yang maksa lewat di depan kamera padahal jelas-jelas ada 2 kamera panggul yang lagi On, Host yang lagi ngomong, dan jalan juga udah di blokade.

Yaiya sih mereka juga gak bisa disalahain. Kita gak punya hak buat nutupin jalan umum. Tapi toh jalan yang kita tutupin (untuk beberapa menit) cuma sedikit. Sedikit pengertian gitu napa kalo ada sekelompok mahasiswa sedang mengemban “tugas negara”, jangan disengajain lewat di depan kamera.

Karena take yang diulang-ulang gara-gara ada yang lewat dengan sengaja itu, selain menyebalkan juga buang-buang baterai. Plis, ini baterai kamera sangat berharga (susah nyari colokan buat nge-charge di tempat umum T.T)

Syuting di tengah keramaian adalah hal yang gak mudah. Semakin tidak mudah karena crew-nya adalah mahasiswa-mahasiswa yang masih sangat jauh dari kata ‘profesional’. Phiuuuw *lap keringat*

***

Anyway, berdasarkan hasil pengamatan saya seharian tadi, tentang kenapa orang-orang berbondong-bondong mengunjungi pasar minggu, mungkin karena kulinernya yang melimpah.

Segala jenis makanan dan minuman dijual di pasar minggu. Mulai dari makanan kelas ringan, berat, tradisional, bahkan modern. Kios-kios yang selalu ramai dipadati pengunjung adalah kios yang menjual makanan ataupun minuman.
salah satu kios makanan di pasar minggu
Mungkin ini juga jawaban dari pertanyaan saya selama ini, kenapa yang jual makan di kerto-kerto pada tutup kalo hari minggu? Apa mereka pindah jualan ke pasar minggu semua? Atau mereka sengaja gak buka karena berasumsi bahwa anak-anak kos yang paginya jalan-jalan ke pasar minggu gak bakal beli makan lagi sampe malem?

Harusnya ada pembagian jadwal yang teratur untuk para penjual makanan di kerto-kerto. Harus tetap ada yang jualan makan di hari minggu, supaya anak-anak kos yang jauh dari emaknya ini gak selalu menghadapi masalah yang sama, yaitu: susah cari makan di hari minggu.

Oke ini mulai keluar dari tema. Fokus Rau, fokus!

***

Hal lain yang menarik perhatian saya di pasar minggu tentunya event Car Free Day yang tadi sudah sempat sedikit disinggung.

Di CFD, tepatnya panggung di tengah pertigaan dekat perpus kota, ada senam massal . Para instruktur senam sangat bersemangat menggerakkan tubuhnya yang atletis mengikuti irama.

Tadi pagi, waktu senam dimulai, saya dan teman saya langsung menuju ke dekat panggung. Bukan, saya bukan mau ikut senam. Saya ingin mengabadikan momen senam massal itu sebagai stockshoot dalam program acara yang sedang saya dan teman-teman garap.

Saat senam massal tadi pagi, semua kalangan mulai dari anak-anak, remaja, muda, tua, sangat antusias menirukan gerakan instruktur senam yang berada di atas panggung. Gerakan senam dipadukan dengan lagunya Shakira – This Time For Africa (Waka Waka) yang menjadi soundtrack pada piala dunia tahun 2010.
senam massal di CFD
Gerakan senamnya menurut saya lucu. Beberapa gerakan ada yang mengambil dari gerakan Shakira dalam video klip lagu tersebut. Saya salut dengan peserta senam beserta instrukturnya. Semuanya PD, kompak, dan totalitas dalam menari. Eh salah, senam maksudnya. Huehuehuehue

***

Sekian cerita saya tentang syuting di pasar minggu. Semoga program acara yang saya dan teman-teman OWL garap berjalan lancar tanpa hambatan apapun, sampai tugas tersebut dikumpulkan saat UTS.

Semoga keapesan-keapesan yang seharian tadi menghantui kelompok kami, berakhir cukup sampai hari ini saja. Semoga hasil akhirnya nanti bisa maksimal. Semoga semester ini bisa dilalui dengan ‘selamat’. Semoga IP semester 6 bisa bagus. Semoga, semoga, semoga. Amin.

Minggu, 24 Maret 2013
pkl. 22.07

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Leave your comment here :D