Tidak hanya ada pasar dadakan, event Car Free Day (CFD) di sepanjang
jalan Ijen, dimana seluruh kendaraan bermotor dilarang melintas selama beberapa
jam (waktu ditentukan), juga turut memeriahkan suasana di hari minggu pagi kota
Malang.
Pengalaman pertama saya ke pasar minggu adalah
semester lalu dan gara-gara tugas. Yak, setelah hampir 4 tahun di
Malang, akhirnya saya baru ke pasar minggu di tahun 2013 (glek). It was surprised me. Gimana ratusan
(atau lebih?) orang tumpah di pasar itu, rela berjalan berdesak-desakkan hanya
untuk melihat orang-orang berjualan, bahkan orang yang jualan jadi gak keliatan
karena terlalu ramai.
Saya gak suka keramaian. Jadi, saya juga gak
suka ke pasar minggu. Selain itu, bagi saya hari minggu itu adalah hari suci
yang harusnya digunakan dengan sebaik-baiknya untuk jadi kembang kasur seharian
di kos.
***
Tadi pagi, untuk kedua kalinya saya menghirup
udara pagi di pasar minggu. Gak tanggung-tanggung, jam 5 subuh saya udah stand by di dekat perpus kota. Lagi-lagi
karena untuk menjalankan “tugas negara”.
Tugas UTS untuk matkul Praktek TV Non-Berita
yang saya ambil semester ini adalah membuat sebuah program TV Non-Berita. Mulai
dari penggagasan ide, pembentukan crew,
pembuatan script, rundown acara, storyboard, hingga eksekusi dipelajari
disini. Dan kelompok saya kebetulan membuat acara yang pada episode pertama
akan mengupas sisi lain dari Pasar Minggu.
Dulu waktu masih SMA saya pikir bikin film itu
seru dan menyenangkan. Tapi setelah duduk di bangku kuliah, ternyata…..tidak
semudah yang saya bayangkan. Iya, pemikiran anak SMA memang sangat sederhana.
Hal yang paling menyebalkan waktu syuting tadi adalah orang-orang yang
maksa lewat di depan kamera padahal jelas-jelas ada 2 kamera panggul yang lagi On, Host
yang lagi ngomong, dan jalan juga udah di blokade.
Yaiya sih mereka juga gak bisa disalahain. Kita
gak punya hak buat nutupin jalan umum. Tapi toh
jalan yang kita tutupin (untuk beberapa menit) cuma sedikit. Sedikit pengertian
gitu napa kalo ada sekelompok
mahasiswa sedang mengemban “tugas negara”, jangan disengajain lewat di depan
kamera.
Karena take
yang diulang-ulang gara-gara ada yang lewat dengan sengaja itu, selain
menyebalkan juga buang-buang baterai. Plis, ini baterai kamera sangat berharga
(susah nyari colokan buat nge-charge
di tempat umum T.T)
Syuting di tengah keramaian adalah hal yang
gak mudah. Semakin tidak mudah karena
crew-nya adalah mahasiswa-mahasiswa
yang masih sangat jauh dari kata ‘profesional’. Phiuuuw *lap keringat*
***
Anyway, berdasarkan hasil pengamatan saya
seharian tadi, tentang kenapa orang-orang berbondong-bondong mengunjungi pasar
minggu, mungkin karena kulinernya yang melimpah.
Segala jenis makanan dan minuman dijual di
pasar minggu. Mulai dari makanan kelas ringan, berat, tradisional, bahkan
modern. Kios-kios yang selalu ramai dipadati pengunjung adalah kios yang
menjual makanan ataupun minuman.
salah satu kios makanan di pasar minggu |
Mungkin ini juga jawaban dari pertanyaan saya
selama ini, kenapa yang jual makan di kerto-kerto pada tutup kalo hari minggu?
Apa mereka pindah jualan ke pasar minggu semua? Atau mereka sengaja gak buka
karena berasumsi bahwa anak-anak kos yang paginya jalan-jalan ke pasar minggu
gak bakal beli makan lagi sampe malem?
Harusnya ada pembagian jadwal yang teratur
untuk para penjual makanan di kerto-kerto. Harus tetap ada yang jualan makan di
hari minggu, supaya anak-anak kos yang jauh dari emaknya ini gak selalu
menghadapi masalah yang sama, yaitu: susah cari makan di hari minggu.
Oke ini mulai keluar dari tema. Fokus Rau,
fokus!
***
Hal lain yang menarik perhatian saya di pasar
minggu tentunya event Car Free Day
yang tadi sudah sempat sedikit disinggung.
Di CFD, tepatnya panggung di tengah pertigaan
dekat perpus kota, ada senam massal . Para instruktur senam sangat bersemangat menggerakkan tubuhnya yang atletis
mengikuti irama.
Tadi pagi, waktu senam dimulai, saya dan teman
saya langsung menuju ke dekat panggung. Bukan, saya bukan mau ikut senam. Saya
ingin mengabadikan momen senam massal itu sebagai stockshoot dalam program acara yang sedang saya dan teman-teman garap.
Saat senam massal tadi pagi, semua kalangan
mulai dari anak-anak, remaja, muda, tua, sangat antusias menirukan gerakan
instruktur senam yang berada di atas panggung. Gerakan senam dipadukan dengan
lagunya Shakira – This Time For Africa (Waka
Waka) yang menjadi soundtrack
pada piala dunia tahun 2010.
Gerakan senamnya menurut saya lucu. Beberapa
gerakan ada yang mengambil dari gerakan Shakira
dalam video klip lagu tersebut. Saya salut dengan peserta senam beserta
instrukturnya. Semuanya PD, kompak, dan totalitas dalam menari. Eh salah, senam
maksudnya. Huehuehuehue
***
Sekian cerita saya tentang syuting di pasar
minggu. Semoga program acara yang saya dan teman-teman OWL garap berjalan
lancar tanpa hambatan apapun, sampai tugas tersebut dikumpulkan saat UTS.
Semoga keapesan-keapesan yang seharian tadi
menghantui kelompok kami, berakhir cukup sampai hari ini saja. Semoga hasil
akhirnya nanti bisa maksimal. Semoga semester ini bisa dilalui dengan
‘selamat’. Semoga IP semester 6 bisa bagus. Semoga, semoga, semoga. Amin.
Minggu, 24 Maret 2013
pkl. 22.07
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Leave your comment here :D