11 Feb 2015

Semoga Lekas Sembuh

Dear, Papa. 

Seandainya kau tau betapa senangnya aku ketika mendengar suaramu kemarin sore. Kau bilang ada perubahan dari pengobatan yang sedang kau jalani. Tubuhmu terasa lebih segar dan rasa sakit itu semakin jarang datang

Selama ini aku mengenalmu sebagai pria yang tegar, pekerja keras, pantang menyerah, dan tidak pernah putus asa. Tapi, kenapa beberapa waktu yang lalu aku melihatmu mulai lelah? Kenapa harus penyakit itu yang membuatmu ingin menyerah? Rasanya penyakit itu bukan apa-apa dibandingkan semua hal yang kau perjuangkan selama 24 tahun untuk menghidupiku. Itu bukan waktu yang sebentar, kan? Semua perjuanganmu juga bukan sesuatu yang gampang, kan?

Pa, kali ini aku tidak minta apa-apa selain semangatmu. Kembalilah menjadi pria paling tegar sedunia yang pernah kukenal. Jangan pernah lagi berkata padaku bahwa kau kehilangan harapan untuk sembuh. Sungguh, aku tidak ingin lagi mendengar nada putus asa itu.

Aku ada di sampingmu dan akan selalu mendoakan kesembuhanmu. Tapi kau juga harus berbuat sesuatu. Bersabarlah dengan pengobatan itu. Terlebih lagi, kobarkan semangat hidupmu. Jangan melemah, jangan menyerah. Berjanjilah untuk melakukan itu demi aku.

Bukankah seluruh hidupmu akan kau berikan untuk kebahagiaanku?
Dan bahagiaku adalah ketika melihatmu sehat selalu.
Lekas sembuh ya, Pa.

Dariku,
Putrimu yang meminta waktu lebih lama agar bisa membuatmu bangga.

#30harimenulissuratcinta
#harike-13

1 komentar:

  1. Sedikit menghilangkan penat dengan tumpukan aksara yang tersusun rapi dalam suratmu :)

    BalasHapus

Leave your comment here :D