7 Feb 2016

Penggemar Gombal Elegan

Hai Jay,

Saat membaca tema surat untuk hari ini, sosok yang pertama kali terlintas di benakku adalah dirimu. Walau kemudian ada sosok kedua, ketiga, dan seterusnya yang muncul, namun pada akhirnya aku tetap menjatuhkan pilihan padamu. Seperti halnya pengalamanku ketika di bangku sekolah di mana jawaban pertama pada soal pilihan ganda biasanya selalu benar, begitu pula pertimbangan yang kugunakan ketika memilihmu sebagai figur publik (ciee) yang ingin kukirimi surat. Aku memilih yang pertama, aku memilihmu.

Sebenarnya ini bukan surat pertama yang kutulis untukmu, kalau saja kamu ingat (tapi mungkin tidak), kira-kira 2 tahun lalu aku sudah pernah menulis surat untukmu dalam event yang sama. Ketika itu kamu meninggalkan komen di kolom blog ini, dan itu menjadi sesuatu yang sangat membahagiakan bagiku. Saat kita menulis dan tulisan kita dibaca, apalagi diberi respon, hal itu sangat menyenangkan bukan? Aku rasa kamu akan sepakat denganku.

Oh iya, sepertinya kamu sedang sangat sibuk sehingga tidak ikut merayakan #30HariMenulisSuratCinta tahun ini. Jujur saja, aku menunggu surat-suratmu yang selalu membuat candu. Ya, lelaki yang pandai menulis tidak pernah gagal membuatku kagum, dan kamu salah satunya. Aku tidak pernah suka dengan lelaki yang biasanya merayuku dengan kata-kata manis. Terdengar sangat basi (dan palsu) di telingaku. Mereka yang mengeluarkan rayuan gombal saat mendekatiku sudah bisa dipastikan masuk ke dalam daftar hitam yang tidak akan kuberi kesempatan. Iya, aku sejahat itu. Aku lebih memilih menjadi kejam daripada dituduh sebagai pemberi harapan palsu.

Tapi Jay, tulisan-tulisanmu sungguh berbeda. Aku biasa menyebutnya dengan istilah gombal elegan. Tulisanmu punya takaran manis yang pas, tidak berlebihan. Cukup untuk membuatku tersenyum setiap kali selesai membacanya. Cukup membuatku tersipu karena merasa surat itu ditujukan untukku. Ah, semoga saja lelaki di luar sana banyak yang mengikuti jejakmu. Semoga mereka segera sadar bahwa untuk membuat perempuan tertarik tidak perlu dihujani dengan hal-hal manis yang berlebihan.

Jay, seandainya aku boleh mengajukan permintaan padamu, aku hanya menginginkan sepucuk surat balasan. Tapi aku tidak memaksa. Lakukan jika kamu memang berkenan dan jika kamu memang memiliki waktu senggang ya.

Sekian surat dariku. Teruslah menulis karena ada banyak sekali yang menunggu tulisanmu, termasuk aku. Dan semoga Tuhan senantiasa melimpahkanmu bahagia setiap harinya.

Salam,
Ruru

#30HariMenulisSuratCinta #HariKe-8

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Leave your comment here :D