10 Mei 2013

The Person I Miss The Most


Terinspirasi dari tulisan seorang blogger berjudul “The person you miss the most”, saya jadi ingat dia yang dalam beberapa waktu belakangan ini menempati separuh dari total keseluruhan memori di otak saya.

Ketika semua orang menyambut dengan hati riang gembira akan kehadiran long weekend ini, saya malah sedang bersedih hati. Bukan, bukan sedih karena libur. Saya sedih karena liburan dengan banyak beban tugas kuliah. Damn it.

Selain itu, saya juga sedih karena bagi saya long weekend means that I’ll miss him so much. Walaupun seandainya gak libur saya juga gak bisa ketemu dia tiap hari, at least we are in same town, and it’s enough for me.

Then what will you do when you miss someone so much?
Sebagian orang mungkin akan menghubungi orang yang bersangkutan, as soon as possible, melalui berbagai macam media yang tersedia, seperti telpon, sms, bbm, whatsapp, line, dan masih banyak lagi cara lainnya.

Sebagiannya lagi mungkin hanya akan melihat foto atau memutar ulang video yang telah membekukan kenangan tentang orang tersebut. Ya, foto ataupun video memang mesin waktu yang sangat ampuh.

Dan saya masuk ke dalam kategori yang mana? Tentu saja yang kedua.

you don’t miss him. you just miss the moment”, saya pernah membaca kalimat itu. Tapi sepertinya saya kurang setuju dengan pernyataan tersebut. Karena kenyataanya adalah saya rindu keduanya. I miss him, I miss our moment too.

Untungnya saya punya video yang bisa saya putar ulang kapapun saya mau. Saya masih bisa mendengar suaranya, saya masih bisa melihat tawanya, walaupun sekarang saya gak tau dia lagi dimana.

Kalau diminta untuk memilah – milah moment mana saja yang sering saya rindukan, saya pasti akan mengalami kesulitan. Karena terlalu banyak yang ingin saya ingat. Sungguh.

Rasanya saya ingin mencatat satu persatu moment tersebut di dalama buku harian saya. Menceritakannya sedetail mungkin, lengkap dengan percikan rasa yang menguap dari dalam asa. Tsaaaaah, bahasa saya mulai berat sepertinya.

Tapi saya tidak berani melakukan itu. Karena dia membuat saya dilema. Mengutip salah satu tweet yang pernah diluncurkan oleh @hurufkecil dalam akun twitternya, you live in a special kind of place in my mind, between better forgetting and worth remembering.

Better forgetting and worth remembering, itulah dia. Disatu sisi saya merasa ada banyak moment yang harus saya catat, supaya bisa saya kenang selamanya. Disisi lain saya merasa bahwa akan menjadi lebih mudah jika saya melupakannya.

Dia mengajarkan saya untuk tidak terlalu berpikir jauh. Dari dia saya belajar untuk menikmati apa yang saya miliki saat ini. Bukan apa yang pernah saya miliki di masa lalu, atau apapun yang mungkin akan saya miliki di masa depan.

Dan untuk saat ini, saya hanya akan mengesampingkan semua hal yang membuat saya berpikir ulang tentang memperjuangkan atau melepaskan. For now, I'm just missing him, that's all.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Leave your comment here :D