28 Mei 2015

Waktu

Kau tau, semua yang kita lakukan di dunia ini dibatasi oleh waktu. Seperti halnya 100 menit yang kita miliki (hampir) setiap hari. 100 menit yang manis walau tidak jarang terselip nada-nada sinis. 100 menit yang kadang terasa kurang karena habis oleh percakapan yang begitu menyenangkan. 100 menit yang rasanya terlalu sayang jika terbuang sia-sia hanya karena mempertahankan ego yang kita punya.

Kau tau, bagiku hidup ini penuh kejutan. Namun aku tidak pernah menyangka bahwa kau adalah salah satunya. Kau, hadiah dari Tuhan yang tidak pernah kuduga. Kita adalah keajaiban yang tidak pernah terbayangkan sebelumnya. Jadi jangan heran kalau sampai sekarang keberadaanmu masih menjadi sesuatu yang sulit kupercaya.

Waktu yang begitu cepat berlalu adalah salah satu hal dari sekian banyak yang kutakutkan. Aku tidak bisa berhenti mengira-ngira kapan habisnya waktu kita untuk bersama. Bukan apa-apa, hanya saja aku tidak ingin ada penyesalan di kemudian hari. Aku benar-benar ingin melakukan yang terbaik kali ini. 

Ini tulisan yang kutulis dulu. Sesaat setelah 100 menit yang kuhabiskan untuk mendengarkan suaramu. Ditulis di tengah perasaan yang sedang berbunga, dengan senyum yang mengembang tak henti-hentinya.

Saat ini apa yang kutakutkan telah menjadi kenyataan. Waktu yang kita punya telah usai. Satu tahun lebih beberapa bulan yang terasa secepat kilat. Di titik ini akhirnya aku menyadari bahwa aku tidak pernah memilikimu, yang kumiliki hanya waktu untuk (sesaat) bersamamu. Aku rasa hidup ini hanyalah tentang waktu yang dilalui bersama orang-orang yang datang untuk kemudian pergi lagi.

Saat ini jangan tanyakan apapun padaku. Karena segala pertanyaan yang berhubungan denganmu hanya akan menimbulkan pertanyaan baru. Tidak akan ada jawaban yang bisa kuucapkan. Jawaban yang seandainya ada pun rasanya sia-sia untuk disampaikan.

Akhir kata, selamat menikmati perguliran waktu bersama suka dan duka yang selalu berjalan beriringan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Leave your comment here :D