14 Mei 2015

Aku Membencinya

Aku membencinya.

Aku membenci dia yang tidak mempedulikanku. Dia yang tidak pernah bertanya di mana aku sedang berada, ke mana aku akan pergi untuk menghabiskan waktu di akhir pekan, atau apa yang akan aku lakukan setelah lulus dari bangku perkuliahan.

Aku membenci dia yang emosional dan keras kepala. Dia yang sangat mudah terpancing amarah. Dia yang mudah sekali emosi ketika segala sesuatunya tidak berjalan seperti yang dia inginkan. Dia yang tidak mau mendengarkan apa yang kukatakan. Dia yang menganggap dirinya benar. Dia yang akan terus melakukan apa saja yang ia mau tanpa pandang bulu.

Namun, aku juga menyukainya.

Dia yang spontan, tidak bisa ditebak, dan selalu di luar dugaan. Dia yang memiliki cara berpikir tidak seperti orang kebanyakan. Dia yang pintar, selalu bersemangat, pantang menyerah, dan tidak kenal lelah. Dia yang punya prinsip dan integritas. Dia yang hiperaktif dan tidak bisa diam. Dia yang ada kalanya bisa sangat dewasa memberi nasihat dan bersikap bijak. Dia yang di sisi lain bisa sangat rewel seperti anak kecil. Dia yang hangat dan penyayang. Dia yang mau mengakui kesalahan dan tidak segan meminta maaf. Dia yang memiliki kepedulian sosial yang tinggi. Dia yang sangat menyayangi bumi. Dia yang selama setahun belakangan ini membuatku merasa begitu dicintai.

Aku tidak pernah berpikir bahwa dia sempurna, tapi aku tidak yakin bisa menemukan yang lebih baik darinya. Aku tidak pernah berpikir bahwa kisahku dan dia adalah yang terindah, tapi aku juga tidak yakin bisa melupakan semuanya dengan mudah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Leave your comment here :D