7 Mei 2015

Tidak Apa-apa (Part 2)

Picture perfect memories
Scattered all around the floor
Reaching for the
phone cause, I can’t fight it any more

Awalnya aku pikir aku sudah cukup kuat. Aku sudah bisa menerima semua alasan yang menyebabkan kita berpisah. Alasan mengapa kita tidak mungkin bersama. Tapi nyatanya aku belum bisa. Nyatanya aku tidak sekuat kamu, dan mengubah rasa juga tidak semudah itu.

Malam ini, di tengah insomnia yang melanda, akhirnya aku membongkar kotak harta karun kita. Tentu kamu bisa menebak apa yang terjadi selanjutnya.

Benar. Semua kenangan yang telah sekian lama kupendam, kemudian keluar begitu saja.

And I wonder if I ever cross your mind.
For me it happens all the time.

Dulu aku pernah bertanya apa benar kamu menyayangiku. Alih-alih menjawab, kamu malah memberi pernyataan bahwa aku tidak boleh menanyakan hal itu lagi. I know that you don’t like those kinds of questions. Silahkan saja kamu salahkan suara-suara setan di kepalaku waktu itu, yang berulang kali mempertanyakan kesungguhan dari semua yang pernah kamu ucapkan.

It’s a quarter after one, I’m all alone and I need you now.
Said I wouldn’t come but I lost all control and I need you now.
And I don’t know how I can do without, I just need you now.

Malam semakin larut. Detak jarum dari jam dinding bergema seantero kamar. Kesunyian ini semakin lengkap dengan langit gelap yang kuintip dari kaca jendela. Ribuan pertanyaan melayang di kepala. Salah satunya menanyakan bagaimana kabarmu di sana.

Aku rindu percakapan-percakapan bodoh kita dulu. Lagu-lagu yang biasa kamu nyanyikan. Hal-hal kecil yang membuat kita tertawa. Juga mimpi dan cita-cita yang pernah kamu bagi denganku. Tidakkah kamu merindukan hal yang sama, sayang?

Another shot of whiskey, can’t stop looking at the door.
Wishing you’d come sweeping in the way you did before.

And I wonder if I ever cross your mind.
For me it happens all the time.

Sesekali aku melirik ponsel yang tergeletak di atas meja. Berharap wajahmu akan muncul di sana. Tapi kita sama-sama tau kalau harapan hanya akan berujung pada kekecewaan, bukan? Karena walaupun sudah sekian lama aku menunggu, wajahmu tidak pernah muncul lagi di layar ponselku. Kamu tidak pernah datang lagi padaku seperti dulu.

Walaupun namamu kusebut dalam setiap doa, kamu tidak lagi ada.


It’s a quarter after one, I’m all alone and I need you now.
And I said I wouldn’t call but I’m a little drunk and I need you now.
And I don’t know how I can do without, I just need you now.


I just need you now.

Mereka bilang jatuh cinta dan patah hati itu jalannya beriringan. Dua hal tersebut adalah satu paket yang tidak bisa kita pisahkan.  Mereka bilang pada akhirnya kita pasti akan berpisah dengan pasangan. Putus bagi yang masih pacaran. Cerai bagi yang terikat janji suci pernikahan. Bahkan, ada kematian yang siap untuk memisahkan kita dengan pasangan kapan saja. Always prepare for the worst, itu kata mereka.

Kamu tau kalau aku sudah mempersiapkannya. Aku selalu mengingat bahwa kita hanya sementara. Tapi, saat waktunya tiba.. gamang itu tetap terasa. Walaupun kamu berkata aku tidak kehilanganmu dan kamu tidak kehilanganku. Aku tetap merasa bahwa rongga hati yang kemarin berpenghuni berubah menjadi kosong di hari ini. Untuk kesekian kali, aku patah hati.

Yes I’d rather hurt than feel nothing at all.

Mereka bilang tidak apa-apa. Bisa jatuh cinta dan merasakan sakit adalah pertanda bahwa kita manusia. Aku hanya perlu berteman dengan waktu. Obat paling mujarab yang akan mengobati semua luka. Aku hanya perlu untuk terus percaya bahwa semuanya akan baik-baik saja.

Di setiap malam sebelum menutup mata aku meminta: Tuhan, jika memang kami berjodoh, maka dekatkan dan permudah langkah kami. Namun jika memang bukan dia yang Kau pilihkan untukku, maka pisahkan kami dengan cara yang baik. Perpisahan yang tidak begitu menyakitkan untukku, juga untuknya.

#Lady Antabellum - I Need You Now

3 komentar:

  1. bahasa kakak, dan cara kakak merangkai barisan kata... aku suka.,

    BalasHapus
  2. you're the best mbak raudhla,,i like u :*

    BalasHapus
  3. Jazilatur dan Fatmawati : terima kasih sudah membaca ya :)

    BalasHapus

Leave your comment here :D