Ya Sudahlah

Selamat pagi!

Pagi ini saya bangun pagi tepat pukul tujuh dengan penuh semangat. Semangat menghidupkan laptop  lebih tepatnya. Kemudian saya memilih satu lagu yang selalu bisa jadi moodbooster, lagu yang selalu bisa jadi penyemangat saya.

Penyemangat kok lagu sih, Rau? *abaikan kalimat ini*

Ketika mimpimu yang begitu indah tak pernah terwujud

Ya sudahlah..

Siapa yang gak kenal sama Bondan Prakoso yang ganteng itu? Siapa juga yang gak kenal sama lagunya yang berjudul "Ya Sudahlah" yang pernah nge-hits (kalau gak salah) di tahun 2010 itu? Kalau ada yang gak pernah kenal dan gak pernah dengar, mungkin orang tersebut lahir di planet Pluto.

Saya mendengar lagu ini pertama kali waktu lagi stres-stresnya menghadapi SNMPTN sekaligus menyelesaikan laporan Tugas Akhir di Wearnes. Waktu itu suasana otak memang sedang kacau. Ditambah lagi, waktu itu juga galau akut karena abis patah hati.

*Eh ini kok malah jadi curhat cecintaan ya*

Melihat saya yang lagi spaneng, salah satu teman (teman apa teman?) menyuruh saya untuk mendengar lagu tersebut.

Saat kau berlari mengejar anganmu dan tak pernah sampai

Ya sudahlah..

Saat kau berharap keramahan cinta tak pernah kau dapat

Ya sudahlah…

Pernah gak kalian minum air dari sumber mata air yang ada di pegunungan, air yang diminum saat matahari berada tepat di atas kepala dan lagi capek-capeknya. Pernah? Rasanya itu seger pake banget kan? Ya, kurang lebih seperti perasaan saya waktu mendengar lagu ini pertama kali. Menyejukkan.

Walaupun gak serta merta membuat saya jadi genius banget sehingga bisa memecahkan soal-soal fisika, walaupun gak membuat laporan TA saya selesai begitu saja, walaupun gak melenyapkan rasa sedih saya karena kehilangan orang yang disayang *apasih*, paling gak lagu itu bisa sedikit meringkankan semua hal yang membebani. Paling gak reff lagu tersebut bisa membuat saya tersenyum lagi.

Apapun yang terjadi ku kan selalu ada untukmu

Janganlah kau bersedih

Cause everything is gonna be okay

Waktu mendengar lagu ini, saya merasa ada yang berbisik di telinga, “Gak apa-apa, kamu santai bin woles aja. Kamu gak harus berhasil mendapatkan itu semua. Gagal? Gak masalah sih, asal kamu masih mau nyoba dan gak putus asa,”

Berulang kali mindset itu saya tanamkan, bahwa saya gak harus lolos SNMPTN, saya gak harus dapet nilai A untuk TA, dan saya gak harus menemukan pengganti dia secepatnya #eaaaaaa

Dan ternyata apa yang dikatakan Bondan itu ada benarnya. Kalau kita punya orang-orang terdekat yang tulus, mereka gak akan pernah menyalahkan kita atas kegagalan yang kita terima. Seperti orang tua, kakak atau adik, sahabat atau teman yang gak cuma hadir karena lagi ada maunya, mereka semua gak akan  pernah meninggalkan kita yang lagi terpuruk. Iya kan?

Sometimes, the only thing that you need is someone who always stands next to you, in your best and your worst.

Kalimat di atas merupakan kutipan dari salah satu cerita di Trave(love)ing 2. Ditemani saat berada dipuncak kejayaan itu bukan sesuatu yang mengherankan. Tapi, orang-orang yang tetap setia saat kita sedang berada di titik terendah roda kehidupan, itu yang luar biasa. Orang-orang yang gak selalu menuntut kita untuk jadi yang pertama dan sempurna.

Karena menurut saya, sebenarnya beban itu ada karena tuntutan, dan terlalu takut gagal itu nantinya malah membuat kita benar-benar jatuh.

Dengan menulis postingan ini, saya gak bermaksud mau jadi Mario Teguh dadakan sih. Karena lagi-lagi menurut saya, motivator terbaik itu adalah diri sendiri.

Melalui tulisan ini, sebenarnya saya cuma mau mengingatkan diri saya sendiri, kalau lagu Bondan Prakoso dengan judul “Ya Sudahlah” ini masih tersimpan baik di folder laptop, masih bisa saya putar kapanpun saya mau, dan masih ampuh untuk mengatasi kekhawatiran saya terhadap sesuatu yang suka berlebihan.

Apapun yang terjadi ku kan selalu ada untukmu..

Janganlah kau bersedih,

Cause everything is gonna be okay

Apa mungkin lagu ini juga yang menginspirasi saya menjadikan kalimat "With smile, everything is going to be fine," sebagai tagline blog?

Bisa jadi.

pic source