gambar diambil disini. terima kasih |
Salah satu hal yang saya suka dari Blogspot adalah aplikasi – aplikasi yang disediakan dan penggunaannya yang mudah. Salah satu aplikasi yang ditawarkan disini adalah TOP 10 (bisa dilihat di kolom sebelah kanan di blog ini). TOP 10 adalah fitur yang mengurutkan postingan “terlaris” (paling sering dibaca) dalam jangka waktu tertentu.
Anyway, nama sebenarnya bukan TOP 10 sih. TOP 10 itu karangan saya
sendiri. Yap, di blogspot kita bisa mengubah nama aplikasi sesuka hati.
Yang saya amati selama ini, salah
satu posting yang selalu nangkring di TOP 10 blog ini adalah postingan berjudul
“Kenapa Susah Move On?”
Saya jadi berpikir, sampe
segitunya ya susah move on sampe-sampe
nyari artikel tentang move on?
Baiklah, sekarang kita lagi –
lagi bicarain tentang move on.
Saya jadi ingat salah satu
pertanyaan dosen CS saya. Beliau pernah bertanya, “apa bahasa Indonesianya move on?”
Secara harfiah, kalau diartikan
dengan baik dan benar, move on berarti pindah. Tapi dalam percakapan sehari –
hari, membahasa-indonesia-kan kata “move on” itu susah. Move on seolah telah menjadi kata serapan. Sulit untuk diartikan ke
dalam bahasa Indonesia. Iya, untuk urusan perpindahan hati, kita selalu
menggunakan istilah move on.
Postingan berjudul “Kenapa Susah Move On?” hanyalah postingan random yang saya tulis di tahun 2012. Waktu itu saya
lagi prihatin terhadap teman – teman di sekitar saya yang gak bisa move on dari mantan gebetan ataupun
mantan pacar.
Dan herannya lagi, sampai
sekarang saya masih dikelilingi orang – orang yang susah move on.
Salah satu teman saya, sebut saja
namanya Tiwi (nama samaran), sedang mengalami susah move on stadium 4. Akut.
Parah. Si Tiwi ini pacaran selama 2 tahun lebih. Dan setelah putus, kurang
lebih hampir 2 tahun pasca putus juga, dia masih belum bisa ngelupain sang
mantan. Bahkan sesekali dia masih jalan sama mantan. Masih hidup dengan harapan
– harapan supaya bisa balikan. Yang saya tau, si Tiwi ini beberapa kali ada
gebetan, tapi sayangnya cuma dibuat have
fun. Anyway, kenapa ini semua
akhirannya –an? (-_-)!
Teman saya yang lainnya, kali ini
pria, sebut saja namanya Didot (nama samaran juga) yang gak bisa move on dari mantan gebetan. Ini lebih
miris menurut saya. Baru jadi gebetan aja udah bikin susah move on. Jadi, si didot ini HTS-an sama seorang wanita (ya masak
pria?!). Dan karena suatu hal, cinta mereka tidak bisa bersatu (tsaaaah
bahasanya deh ya). Intinya, mereka gak sampe jadian.
Lalu apa yang terjadi? Sampe beberapa
tahun kemudian, setelah si Didot ini beberapa kali gonta ganti pacar, dia masih
belum bisa move on dari temen
HTS-annya jaman baheula itu. Times
fly..but memories stay, mungkin istilah ini cocok untuk Didot.
Kemudian teman saya yang lain,
masih seorang pria, sebut saja namanya Haris (masih tetap nama samaran) yang
gak bisa move on dari mantan pacarnya setelah putus beberapa tahun
yang lalu. Menurut saya, kisah
cinta Haris ini gak kalah nyesekknya dibandingkan Tiwi ataupun Didot.
Jadi, dulu si Haris dan mantan
pacar putus karena mereka berdua berbeda agama. Seriously, I have no idea about this. Kedua belah pihak harusnya
udah siap menghadapi resiko “perbedaan” ini, jauh sebelum mereka sampai pada
kata jadian.
Setelah putus, Harris stuck with her ex-GF. Walaupun nyepik
sana sini, tapi saya yakin kalo diantara yang disepikin itu belum ada yang
bener-bener masuk ke hati si Harris. Puk puk buat Harris..
Walaupun 2 studi kasus saya
diatas menceritakan sekilas tentang cowok yang susah move on, bukan berarti kita bisa menyimpulkan kalo cowok lebih
susah move on daripada cewek. Percayalah kalo susah move on itu gak pandang bulu, bisa terjadi
ama siapa aja.
3 kasus teman saya yang susah move on di atas cuma bagian
kecil dari ribuan kasus susah move on
yang terjadi di dunia. Dengan
alasan yang lebih rumit atau mungkin dianggap tidak logis dan tidak realistis
oleh sebagian orang.
Terlepas dari apapun alasan
kenapa susah move on, apalagi dengan sok taunya ngasih tips buat bisa move on,
ada satu hal yang sebenarnya mengganggu pikiran saya beberapa waktu belakangan
ini. Suatu hal yang mungkin bisa menjadi kesimpulan..
Saya jadi berpikir bahwa, setiap
orang di dunia ini pasti setidaknya memiliki satu orang yang tidak akan pernah bisa dia lupakan
seumur hidupnya
Apa benar seperti itu?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Leave your comment here :D