28 Apr 2013

Short Story: Seandainya


“Aneh, bagaimana bisa seseorang yang sudah tahunan kita kenal, hampir setiap hari bertatapan wajah dengan kita, tiba-tiba berubah menjadi sosok baru yang membuat hati bergetar? kenapa sekarang? Kenapa tidak setahun yang lalu, atau bahkan ketika aku pertama kali kenal dengannya?”, - Perkara Bulu Mata (Salah satu cerpen dalam Autumn Once More)

Beberapa waktu belakangan ini, beberapa sudut tempat seolah punya kenangan tersendiri untukku. Dua tempat yang sering membangkitkan beberapa ingatan adalah pagar di depan kosan dan pertigaan dekat kosan.

Ada rasa sesak tiap kali aku melewati dua tempat tersebut. Karena hal – hal yang dulunya pernah terjadi dan aku menganggapnya biasa saja, sekarang menjadi kenangan yang sering ku putar ulang dalam labirin memori sambil membatin ‘it was kind of sweet moment ever’. Tidak bisa ku pungkiri bahwa ada penyesalan dalam hati. Selama ini aku punya banyak waktu bersama Raka dan aku tidak menggunakannya sebaik mungkin. Bodoh.

Pagar depan kosan adalah tempat biasanya Raka menungguku. Entah untuk menjemput atau meminjam sesuatu. Tidak hanya itu, obrolan singkatpun sering terjadi di sana. Di bawah langit senja dengan pendar orange-nya yang merona, Raka selalu bisa membuatku tertawa.

Pagar yang menjadi saksi bisu saat Raka mengantarku pulang. ‘Terima kasih dan hati – hati’ menjadi kalimat perpisahan yang ku ucapkan padanya. Dan aku yang tetap berdiri melihat punggung itu menghilang dibalik belokan.

Perempatan di depan kosan itu juga pernah menjadi tempat dimana Raka menungguku. Jadi waktu itu jalan depan kos ditutup karena ada ‘mantenan’. Raka menungguku lumayan jauh dan lumayan lama di pertigaan. Dan Raka tertawa mendengar ceritaku tentang bagaimana berisiknya speaker yang berdiri tepat di depan pagar kos dan memutar lagu dangdut sepanjang hari itu.


Beberapa waktu belakangan ini aku menyadari bahwa aku mulai canggung tiap kali berada di dekat Raka. Aku merasa menjadi orang yang berbeda. Maksudnya canggung disini bukanlah perasaan tidak nyaman, melainkan lebih mengarah pada bagaimana tiba – tiba degup jantungku tidak lagi beraturan tiap kali berada di dekat Raka. Iramanya kacau berantakan.

Aku masih ingat malam itu, saat aku tidak tau kalau Raka sedang berdiri di belakangku. Tiba-tiba aku memutar tubuh, aku hampir saja menabraknya. Aku dan Raka berdiri berhadapan dengan jarak yang terlalu dekat. Saat itu aku baru sadar bahwa Raka jauh lebih tinggi dariku, bahwa kepalaku hanya sebatas bahunya.

Setiap kali berbicara dengan Raka, aku juga selalu melihat jauh ke dalam dua matanya. Berusaha mencari tau apa yang menarik dari seorang Raka hingga aku bisa menyukainya. Ah iya, senyumnya. Kedua bola mata itu menyipit seperti bulan sabit setiap kali ia tersenyum. Bagiku, senyum dan tawa Raka selalu tulus dan penuh dengan kejujuran.

Pantas saja aku menyukai Raka bukan sejak pandangan pertama, melainkan setelah beberapa lama, karena Raka adalah kategori yang tidak akan memberi senyumnya pada sembarang orang, terlebih pada yang baru dikenal.

Senyumnya bukan satu-satunya yang menjadi alasan. Karakternya, kepribadiannya, ketegasannya, semuanya aku suka. Memang tidak berguna jika mendaftar satu-persatu alasan yang membuatku menyukai Raka, karena pasti aku hanya akan bercerita dari segi yang baik – baik saja.

Sepenuhnya aku pun sadar, bahwa Raka bukan dewa. Dia juga punya segudang kelakuan menyebalkan, yang cukup untuk membuatku menghela nafas panjang serta melatih kesabaran.

...

For God’s Sake, I like him too much. I’m madly in love. Dan sayangnya aku masih belum bisa memutuskan apa perasaan ini harus diperjuangkan atau sebaiknya dilupakan? Apa perasaan ini hadir disaat yang tepat atau mungkin aku sudah terlambat? Seems like many things that I have to think, karena aku tidak ingin hidup dalam penyesalan di masa depan.

Seandainya dalam hidup ini kita tidak perlu membuat keputusan sendiri. Seandainya setiap manusia memiliki catatan masing - masing tentang apa yang harus dan tidak harus dilakukan. Seandainya..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Leave your comment here :D