18 Jan 2013

Menulis Surat Cinta


Menulis surat cinta…

Proyek ini akan menjadi sangat mudah bagi mereka yang benar-benar sedang jatuh cinta. Dan sebaliknya, akan terasa sulit bagi orang-orang yang hatinya sudah membeku, sepertiku.

Surat cinta? Apa saja isinya? Bahkan aku sudah lupa. Mungkin karena aku sudah terlalu lama tidak jatuh cinta. Atau mungkin juga karena tembok yang ku bangun untuk melindungi hati sudah terlalu tinggi, hingga aku tidak bisa merasakan apa-apa lagi.

Tapi, aku harus tetap menulis surat cinta. Baiklah, akan ku coba.

***


Dear you,

Haruskah surat ini ku awali dengan bertanya “apa kabar?”
Ah ini benar-benar pertanyaan basi. Bagaimana bisa aku tidak mengetahui kabarmu, karena kenyataannya kita bertemu setiap hari.

Atau harusnya surat ini ku awali dengan bertanya “lagi apa?”
Mungkin ini akan menjadi pertanyaan yang paling mengada-ada. Bagaimana bisa aku tidak mengetahui apa saja yang kamu lakukan, karena kenyataannya aku disampingmu setiap waktu. Bahkan aku juga yang mengatur apa saja yang harus kamu lakukan setiap harinya, right?

Atau mungkinkah surat ini harus berawal dengan kalimat “I miss you”?
Haish, kenapa aku malah membuat pernyataan? Bukankah awalnya aku ingin membuat pertanyaan?

Oke kalau begitu kalimatnya akan ku ubah menjadi seperti ini : Do you miss me?
Hahaha.. mungkin aku memang terlalu percaya diri dan yakin kalau nantinya kamu akan menjawab “Yes, I do”.

Ini hanya pikiranku saja yang menyimpulkan, bahwa kebersamaan kita sampai saat ini sudah menjelma menjadi sebuah kebiasaan. Dan coba kamu bayangkan jika suatu hari tiba-tiba kebiasaan itu menghilang?

Aku sudah terbiasa menghabiskan waktu sepanjang hari denganmu. Aku sudah hafal semua kesukaanmu. Aku tau betul waktu-waktu dimana kamu sedang tidak ingin diganggu. Dan aku juga mengingat dengan baik caramu tersenyum, tertawa, makan, tidur, merokok, semuanya.

Mungkin apa yang aku rasakan saat ini masih jauh dengan sebuah rasa yang orang-orang sebut dengan cinta, sayang, dan sejenisnya.

Mungkin juga perasaanku ini masih dalam tahap suka, kagum, simpati, dan sejenisnya.

Well, terlalu banyak kata “mungkin” dalam surat cintaku ini. Karena aku memang sedang tidak mengerti pada diriku sendiri.

Satu hal yang aku tau adalah aku benci hari-hari libur yang memisahkanku darimu.

Dan walaupun aku belum bisa memastikan bahwa aku cinta, namun sudah ku putuskan bahwa surat ini ku tujukan untukmu.

Love,
R

2 komentar:

Leave your comment here :D