Menulis surat cinta…
Proyek ini akan menjadi sangat mudah bagi mereka yang
benar-benar sedang jatuh cinta. Dan sebaliknya, akan terasa sulit bagi
orang-orang yang hatinya sudah membeku, sepertiku.
Surat cinta? Apa saja isinya? Bahkan aku sudah lupa. Mungkin
karena aku sudah terlalu lama tidak jatuh cinta. Atau mungkin juga karena
tembok yang ku bangun untuk melindungi hati sudah terlalu tinggi, hingga aku
tidak bisa merasakan apa-apa lagi.
Tapi, aku harus tetap menulis surat cinta. Baiklah, akan ku coba.
***
Dear you,
Haruskah surat ini ku awali dengan bertanya “apa kabar?”
Ah ini benar-benar pertanyaan basi. Bagaimana bisa aku tidak
mengetahui kabarmu, karena kenyataannya kita bertemu setiap hari.
Atau harusnya surat ini ku awali dengan bertanya “lagi apa?”
Mungkin ini akan menjadi pertanyaan yang paling mengada-ada.
Bagaimana bisa aku tidak mengetahui apa saja yang kamu lakukan, karena kenyataannya
aku disampingmu setiap waktu. Bahkan aku juga yang mengatur apa saja yang harus
kamu lakukan setiap harinya, right?
Atau mungkinkah surat ini harus berawal dengan kalimat “I
miss you”?
Haish, kenapa aku malah membuat pernyataan? Bukankah awalnya
aku ingin membuat pertanyaan?
Oke kalau begitu kalimatnya akan ku ubah menjadi seperti ini
: Do you miss me?
Hahaha.. mungkin aku memang terlalu percaya diri dan yakin
kalau nantinya kamu akan menjawab “Yes, I do”.
Ini hanya pikiranku saja yang menyimpulkan, bahwa
kebersamaan kita sampai saat ini sudah menjelma menjadi sebuah kebiasaan. Dan
coba kamu bayangkan jika suatu hari tiba-tiba kebiasaan itu menghilang?
Aku sudah terbiasa menghabiskan waktu sepanjang hari
denganmu. Aku sudah hafal semua kesukaanmu. Aku tau betul waktu-waktu dimana
kamu sedang tidak ingin diganggu. Dan aku juga mengingat dengan baik caramu tersenyum,
tertawa, makan, tidur, merokok, semuanya.
Mungkin apa yang aku rasakan saat ini masih jauh dengan
sebuah rasa yang orang-orang sebut dengan cinta, sayang, dan sejenisnya.
Mungkin juga perasaanku ini masih dalam tahap suka, kagum,
simpati, dan sejenisnya.
Well, terlalu banyak kata “mungkin” dalam surat cintaku ini.
Karena aku memang sedang tidak mengerti pada diriku sendiri.
Satu hal
yang aku tau adalah aku benci
hari-hari libur yang memisahkanku darimu.
Dan walaupun aku belum bisa memastikan bahwa aku cinta, namun sudah ku putuskan bahwa surat ini ku tujukan untukmu.
Love,
R
ehem mbak rauda, maaf kepo heehe
BalasHapushaha.. iyaa Ri.. makasi udah berkunjung :D
BalasHapus