21 Jan 2013

Catatan Prajurit Angkatan V


Aku masih ingat pertama kali gathering KOMPAS 2 tahun lalu. Waktu itu gathering diadakan di GKB, di sebelah ruang DPM. dan kakak-kakak senior berseragam hitam membuat atmosfer malam itu cukup menyeramkan untukku.

Aku memperhatikan sekelilingku satu-persatu. Ya, mereka lah yang nantinya akan jadi teman-temanku. Ergghh..kenapa semuanya cowok? Lumayan lega ketika akhirnya aku melihat beberapa teman perempuan, dengan jumlah yang sangat minim pastinya. Kalo gak salah cuma ada 4 (termasuk aku).

Kemudian kami duduk membentuk lingkaran, satu-persatu diminta untuk berdiri memperkenalkan diri. Sesi perkenalan itu berjalan lancar, walaupun aku agak heran sama sekumpulan cowok yang dari awal udah berisik becanda gak jelas. Oooh..ternyata mereka anak 2009. Pantesan daritadi becanda mulu, udah saling kenal rupanya. Berbeda dengan kami yang anak 2010, yang masih malu-malu kucing.

“Apa nantinya aku bisa akrab dengan mereka semua?”, batinku waktu itu.

Dan kemudian semuanya terjadi begitu saja. Kami didiklat beberapa hari setelah gathering. Tempat diklat kami adalah Cemoro Kandang. Sebelum itu, kami sudah dibagi menjadi 4 kelompok. Masing-masing kelompok, perempuannya cuma 1.

Waktu itu aku cuma hafal nama teman-teman kelompokku. Andre, Erwin, dan Yahya, kami tergabung dalam kelompok “Kodok”. Dulu itu nama kelompok harus dari nama hewan menjijikkan. Dan nama kelompok “Kodok” itu adalah atas usulanku. Huahahaha :3

Diklat selama 4 hari itu meninggalkan banyak cerita. Tentang salah satu teman yang masuk jurang. Tentang salah satu teman yang putus asa ditengah jalan kemudian berkata,”biarkan gue mati disini”. Tentang tarian GO CURUT yang jadi fenomenal sampai saat ini. Tentang salah satu teman yang berjalan dengan carier miring dan kaki keseleo. Dan tentang aku yang... (bagian ini lebih baik di skip saja)

Setelah diklat berakhir, akhirnya kami dinobatkan sebagai calon anggota KOMPAS angkatan 5. Iya, masih calon, karena kami baru bisa menjadi anggota tetap jika sudah melaksanakan Diklatsar II.

Proker demi proker berjalan. Angkatan 5 yang waktu Diklatsar 1 berjumlah 16 orang mulai mrotol. Beberapa orang diantaranya memilih mengundurkan diri dengan berbagai macam alasan. Selama menjadi calon anggota itu, aku sangat merasa bahwa angkatanku ini gak kompak. Sulit memang menyatukan berbagai macam karakter orang untuk bisa berjalan bersama-sama.

***

Hampir setahun berada di KOMPAS, akhirnya kami (angkatan 5) sampai pada proker puncak, yaitu Diklatsar II. Inilah yang akan menentukan, kami akan jadi bagian dari keluarga besar KOMPAS atau tidak. Waktu itu angkatan 5 tinggal 12 orang yang bertahan.

Di Diklatsar II, kekompakan dan kebersamaan adalah prioritas utama. Kami tidak lagi dibagi menjadi beberapa kelompok seperti waktu Diklatsar I. Kami dituntut untuk berjalan bersama. Satu sama lain harus saling membantu dan saling menunggu. Ditengah jalan, kami ber-12 membuat lagu dan tarian kebersamaan. Aku agak lupa sama lagunya, tapi kalo gak salah ada lirik yang berbunyi seperti  ini : Selamat datang angkatan 5..

Diklatsar II berakhir. Kami ber-12 akhirnya menjadi anggota tetap KOMPAS, menjadi bagian dari keluarga besar KOMPAS.

Bisa menjadi bagian dari keluarga besar KOMPAS adalah sebuah kebanggaan. Bisa memakai slayer dan PDL adalah kebanggaan yang luar biasa. Karena buat aku, gak mudah untuk mendapatkan itu semua.

Salah satu kakak angkatan atas juga pernah bilang, cuma orang-orang pilihan yang bisa bertahan, yang akhirnya menjadi anggota tetap KOMPAS. Dan aku sangat bangga karena berhasil menjadi salah satu orang pilihan tersebut :')

****

Memasuki tahun kedua di KOMPAS, angkatan 5 resmi diangkat menjadi Pengurus KOMPAS.

Waktu masih jadi calon anggota, aku masih bisa santai. Belum terbebani apa-apa. Kuliahku gak mengganggu KOMPAS sama sekali. Pokoknya antara Kuliah dan KOMPAS, keduanya tidak pernah saling mengganggu.

Tapi semuanya berubah ketika sudah menjadi pengurus. Mulai merasa ada beban. Beban yang dimaksud disini adalah tanggung jawab sebagai pengurus. Angkatan 5 pun mulai berubah. Yang dulunya males rapat atau jarang ikut proker, setelah jadi pengurus jadi rajin (tetot mengulang kata “jadi”).

Setelah menjadi pengurus, intensitas kebersamaan angkatan 5 semakin meningkat. Kami sering rapat sampai tengah malam. Kami sering nongkrong untuk sekedar ngopi-ngopi. Kami sering survey lokasi proker. Dan masih banyak lagi hal-hal yang kami lakukan bersama-sama.

Beberapa kali aku juga sempat merasa lelah. Aku jadi jarang dikosan. Kadang hanya pulang ke kos beberapa menit untuk kemudian pergi lagi. Aku jarang pulang ke rumah. Aku jarang punya waktu kosong di hari sabtu dan minggu. Sehari itu rasanya sangat padat. Kuliah, rapat, survey, jaga stand, ngerjakan tugas, kerja kelompok, dan lain-lain. But I’m still happy. Ini yang dinamakan lelah yang menyenangkan. Aku sangat menikmati kesibukan itu.

Setahun menjadi pengurus pun tidak terasa. How can time flies so fast? Yeah, segala sesuatu yang menyenangkan pasti akan berlalu dengan cepat, tanpa terasa. Akhirnya regenerasi kepengurusan pun tiba. Aku dan teman-teman angkatan 5 demisioner, memberikan tanggung jawab dan amanah untuk menjaga KOMPAS pada adik-adik angkatan 6.

****

2 tahun di KOMPAS meninggalkan banyak sekali cerita, suka ataupun duka.

Di setiap acara, selalu ada kejadian konyol yang bisa jadi unforgettable moment, yang kalo aku inget-inget sekarang, pasti bikin senyum-senyum sendiri. Dan rasanya nyesel banget kalo ada proker atau acara yang aku gak bisa ikut, karena aku akan kehilangan momen-momen lucu dan cerita-cerita seru.

Selain itu, yang bikin seneng di KOMPAS itu adalah jalan-jalannya. Well, KOMPAS bikin aku gak cupu lagi. Aku udah pernah ke Cemoro Kandang, Arjuno, Merbabu, Semeru, Bromo, Sempu, Baluran, dan Panderman, tempat-tempat yang mungkin gak pernah aku kunjungi seandainya gak ikut KOMPAS :’)

Ada juga pengalaman-pengalaman tak terlupakan seperti: Tidur di stasiun Banyuwangi, mbambung di Bungur Asih, Jalan kaki dari Malang-Batu (tepatnya Coba Talun), Loncat dari ketinggian 4m waktu rafting (Ini paling gendeng! Hahahah), dan diare waktu pendakian arjuno (ini paling nggilani pokoknya -____-)

Sedikit flashback tentang diare di Arjuno, semua itu gara-gara makan pecel. Jadi, sampe sekarang tiap kali pendakian, SAY NO TO PECEL!

***

Temen-temen di KOMPAS gak cuma bisa bikin aku tertawa, mereka juga bisa bikin aku nangis.

Ini mungkin karena aku yang terlalu sensitif, dan ujung-ujungnya cuma bisa nangis. HAHAHAHA

Yang paling aku ingat adalah dibikin nangis waktu di Arjuno. Pelaku utamanya adalah Reno, Septa, dan Koko. Lagi capek-capeknya malah diajak becanda, yang menyebabkan aku jatuh, trus mberebes mili! Tolol banget waktu itu! HAHAHAHAH

Trus beberapa kali aku juga pernah “ngambek”. Ini sebenarnya adalah kemarahan yang gak terlampiaskan, yang akhirnya terpendam, yang berujung pada gak dateng rapat. HAHAHAHA

Temen-temen di KOMPAS itu emang hobi becanda. Dan kadang yang suka bikin kesel kalo mereka becandanya diwaktu yang salah. Waktu aku lagi PMS, misalnya.

****

Aku merasa sangat beruntung terlahir di KOMPAS sebagai angkatan 5. Angkatan yang terdiri 4 generasi, lengkap dari generasi 2007 sampai 2010. Angkatan yang semua nama anggotanya berhuruf depan A, kecuali aku, Oldi, dan Septa. Angkatan yang ceweknya cuma 2, Aku dan Ayu. Angkatan yang sebagian besar anggotanya adalah jomblo \m/

Beberapa hari sebelum mubes kemaren, sempet sedih gara-gara jarkoman dari Humas yang ada kalimat “rapat terakhir kepengurusan kita”. Jarkoman untuk foto angkatan sebagai kenang-kenangan juga bikin jleb.

Walaupun sering dibikin kesel, pernah dibikin nangis, tapi mereka adalah teman-teman yang baik. Mereka adalah saudara-saudara yang baik.

Koko, Agung, Fauzi, Tomi, Rizal, Beni, Andre, Ayu, Azmi, Oldi, Septa (Ini urut nomer induk anggota), terima kasih banyak.. terima kasih untuk kebersamaan yang menyenangkan selama 2 tahun ini..

Aku pasti akan sangat merindukan rapat sambil maen kartu sampe tengah malam bareng kalian. I’ll be missing us, I’ll be missing all of you :’)


Kita untuk selamanyaaa~

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Leave your comment here :D