Aku masih
ingat pertama kali gathering KOMPAS 2 tahun lalu. Waktu itu gathering diadakan
di GKB, di sebelah ruang DPM. dan kakak-kakak senior berseragam hitam membuat
atmosfer malam itu cukup menyeramkan untukku.
Aku memperhatikan sekelilingku
satu-persatu. Ya, mereka lah yang nantinya akan jadi teman-temanku.
Ergghh..kenapa semuanya cowok? Lumayan lega ketika akhirnya aku melihat
beberapa teman perempuan, dengan jumlah yang sangat minim pastinya. Kalo gak
salah cuma ada 4 (termasuk aku).
Kemudian
kami duduk membentuk lingkaran, satu-persatu diminta untuk berdiri
memperkenalkan diri. Sesi perkenalan itu berjalan lancar, walaupun aku agak
heran sama sekumpulan cowok yang dari awal udah berisik becanda gak jelas.
Oooh..ternyata mereka anak 2009. Pantesan daritadi becanda mulu, udah saling
kenal rupanya. Berbeda dengan kami yang anak 2010, yang masih malu-malu kucing.
“Apa
nantinya aku bisa akrab dengan mereka semua?”, batinku waktu itu.
Dan
kemudian semuanya terjadi begitu saja. Kami didiklat beberapa hari setelah gathering.
Tempat diklat kami adalah Cemoro Kandang. Sebelum itu, kami sudah dibagi
menjadi 4 kelompok. Masing-masing kelompok, perempuannya cuma 1.
Waktu itu aku cuma hafal nama teman-teman kelompokku. Andre, Erwin, dan Yahya, kami tergabung dalam kelompok “Kodok”. Dulu itu nama kelompok harus dari nama hewan menjijikkan. Dan nama kelompok “Kodok” itu adalah atas usulanku. Huahahaha :3
Diklat
selama 4 hari itu meninggalkan banyak cerita. Tentang salah satu teman yang
masuk jurang. Tentang salah satu teman yang putus asa ditengah jalan kemudian
berkata,”biarkan gue mati disini”. Tentang tarian GO CURUT yang jadi fenomenal
sampai saat ini. Tentang salah satu teman yang berjalan dengan carier miring
dan kaki keseleo. Dan tentang aku yang... (bagian ini lebih baik di skip saja)
Setelah
diklat berakhir, akhirnya kami dinobatkan sebagai calon anggota KOMPAS angkatan
5. Iya, masih calon, karena kami baru bisa menjadi anggota tetap jika sudah
melaksanakan Diklatsar II.
Proker demi
proker berjalan. Angkatan 5 yang waktu Diklatsar 1 berjumlah 16 orang mulai mrotol. Beberapa orang diantaranya
memilih mengundurkan diri dengan berbagai macam alasan. Selama menjadi calon
anggota itu, aku sangat merasa bahwa angkatanku ini gak kompak. Sulit memang
menyatukan berbagai macam karakter orang untuk bisa berjalan bersama-sama.
***
Hampir
setahun berada di KOMPAS, akhirnya kami (angkatan 5) sampai pada proker puncak, yaitu
Diklatsar II. Inilah yang akan menentukan, kami akan jadi bagian dari keluarga
besar KOMPAS atau tidak. Waktu itu angkatan 5 tinggal 12 orang yang bertahan.
Di
Diklatsar II, kekompakan dan kebersamaan adalah prioritas utama. Kami tidak
lagi dibagi menjadi beberapa kelompok seperti waktu Diklatsar I. Kami dituntut
untuk berjalan bersama. Satu sama lain harus saling membantu dan saling
menunggu. Ditengah jalan, kami ber-12 membuat lagu dan tarian kebersamaan. Aku
agak lupa sama lagunya, tapi kalo gak salah ada lirik yang berbunyi
seperti ini : Selamat datang angkatan 5..
Diklatsar
II berakhir. Kami ber-12 akhirnya menjadi anggota tetap KOMPAS, menjadi bagian
dari keluarga besar KOMPAS.
Bisa menjadi bagian dari keluarga besar KOMPAS adalah sebuah
kebanggaan. Bisa memakai slayer dan PDL adalah kebanggaan yang luar biasa. Karena buat aku, gak mudah untuk mendapatkan itu semua.
Salah satu kakak angkatan atas juga pernah bilang, cuma orang-orang pilihan yang bisa bertahan, yang akhirnya menjadi anggota tetap KOMPAS. Dan aku sangat bangga karena berhasil menjadi salah satu orang pilihan tersebut :')
****
Memasuki
tahun kedua di KOMPAS, angkatan 5 resmi diangkat menjadi Pengurus KOMPAS.
Waktu masih
jadi calon anggota, aku masih bisa santai. Belum terbebani apa-apa. Kuliahku gak mengganggu KOMPAS sama sekali. Pokoknya antara Kuliah
dan KOMPAS, keduanya tidak pernah saling mengganggu.
Tapi
semuanya berubah ketika sudah menjadi pengurus. Mulai merasa ada beban. Beban
yang dimaksud disini adalah tanggung jawab sebagai pengurus. Angkatan 5 pun
mulai berubah. Yang dulunya males rapat atau jarang ikut proker, setelah jadi
pengurus jadi rajin (tetot mengulang kata “jadi”).
Setelah
menjadi pengurus, intensitas kebersamaan angkatan 5 semakin meningkat. Kami
sering rapat sampai tengah malam. Kami sering nongkrong untuk sekedar
ngopi-ngopi. Kami sering survey lokasi proker. Dan masih banyak lagi hal-hal
yang kami lakukan bersama-sama.
Beberapa
kali aku juga sempat merasa lelah. Aku jadi jarang dikosan. Kadang hanya pulang ke
kos beberapa menit untuk kemudian pergi lagi. Aku jarang pulang ke rumah. Aku
jarang punya waktu kosong di hari sabtu dan minggu. Sehari itu rasanya sangat
padat. Kuliah, rapat, survey, jaga stand, ngerjakan tugas, kerja kelompok, dan
lain-lain. But I’m still happy. Ini yang dinamakan lelah yang menyenangkan. Aku
sangat menikmati kesibukan itu.
Setahun
menjadi pengurus pun tidak terasa. How
can time flies so fast? Yeah, segala sesuatu yang menyenangkan pasti akan
berlalu dengan cepat, tanpa terasa. Akhirnya regenerasi kepengurusan pun tiba.
Aku dan teman-teman angkatan 5 demisioner, memberikan tanggung jawab dan amanah
untuk menjaga KOMPAS pada adik-adik angkatan 6.
****
2 tahun di
KOMPAS meninggalkan banyak sekali cerita, suka ataupun duka.
Di setiap
acara, selalu ada kejadian konyol yang bisa jadi unforgettable moment, yang
kalo aku inget-inget sekarang, pasti bikin senyum-senyum sendiri. Dan rasanya
nyesel banget kalo ada proker atau acara yang aku gak bisa ikut, karena aku akan
kehilangan momen-momen lucu dan cerita-cerita seru.
Selain itu,
yang bikin seneng di KOMPAS itu adalah jalan-jalannya. Well, KOMPAS bikin aku
gak cupu lagi. Aku udah pernah ke Cemoro Kandang, Arjuno, Merbabu, Semeru,
Bromo, Sempu, Baluran, dan Panderman, tempat-tempat yang mungkin gak pernah aku
kunjungi seandainya gak ikut KOMPAS :’)
Ada juga
pengalaman-pengalaman tak terlupakan seperti: Tidur di stasiun Banyuwangi, mbambung di Bungur Asih, Jalan kaki dari
Malang-Batu (tepatnya Coba Talun), Loncat dari ketinggian 4m waktu rafting (Ini
paling gendeng! Hahahah), dan diare waktu pendakian arjuno (ini paling nggilani
pokoknya -____-)
Sedikit
flashback tentang diare di Arjuno, semua itu gara-gara makan pecel. Jadi, sampe
sekarang tiap kali pendakian, SAY NO TO PECEL!
***
Temen-temen
di KOMPAS gak cuma bisa bikin aku tertawa, mereka juga bisa bikin aku nangis.
Ini mungkin
karena aku yang terlalu sensitif, dan ujung-ujungnya cuma bisa nangis. HAHAHAHA
Yang paling
aku ingat adalah dibikin nangis waktu di Arjuno. Pelaku utamanya adalah Reno,
Septa, dan Koko. Lagi capek-capeknya malah diajak becanda, yang menyebabkan aku
jatuh, trus mberebes mili! Tolol
banget waktu itu! HAHAHAHAH
Trus beberapa
kali aku juga pernah “ngambek”. Ini sebenarnya adalah kemarahan yang gak
terlampiaskan, yang akhirnya terpendam, yang berujung pada gak dateng rapat.
HAHAHAHA
Temen-temen
di KOMPAS itu emang hobi becanda. Dan kadang yang suka bikin kesel kalo
mereka becandanya diwaktu yang salah. Waktu aku lagi PMS, misalnya.
****
Aku merasa
sangat beruntung terlahir di KOMPAS sebagai angkatan 5. Angkatan yang terdiri 4
generasi, lengkap dari generasi 2007 sampai 2010. Angkatan yang semua nama
anggotanya berhuruf depan A, kecuali aku, Oldi, dan Septa. Angkatan yang ceweknya cuma 2, Aku dan Ayu. Angkatan yang sebagian besar anggotanya adalah jomblo \m/
Beberapa
hari sebelum mubes kemaren, sempet sedih gara-gara jarkoman dari Humas yang ada
kalimat “rapat terakhir kepengurusan kita”. Jarkoman untuk foto angkatan
sebagai kenang-kenangan juga bikin jleb.
Walaupun
sering dibikin kesel, pernah dibikin nangis, tapi mereka adalah teman-teman
yang baik. Mereka adalah saudara-saudara yang baik.
Koko,
Agung, Fauzi, Tomi, Rizal, Beni, Andre, Ayu, Azmi, Oldi, Septa (Ini urut nomer
induk anggota), terima kasih banyak.. terima kasih untuk kebersamaan yang menyenangkan
selama 2 tahun ini..
Aku pasti
akan sangat merindukan rapat sambil maen kartu sampe tengah malam bareng
kalian. I’ll be missing us, I’ll be missing all of you :’)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Leave your comment here :D