Men’s ego is seriously
the most fragile and insecure subject on earth. If anytime they lose a slight
sense of authority and domination they fucking break. Feeling emasculated by a
smart woman? Wanting her to dumb down instead of you smarting up? You fucking
weakling. You fucking egocentric, fragile, insecure, weakling.
Kalimat di atas aku temukan pada akun ask.fm milik seorang pria bernama Alif Satria. Kalimat yang
merupakan jawaban dari pertanyaan yang kira-kira seperti ini bunyinya.
Apakah perempuan tidak
boleh terlalu pintar, supaya kelak lebih mudah mendapatkan pasangan? Karena,
konon katanya, laki-laki itu takut dengan perempuan terlalu pintar.
Mungkin isu seperti ini sudah sering kita dengar. Tentang hak
perempuan dalam pendidikan yang lebih terbatas dibandingkan dengan laki-laki.
Ini fenomena yang ada di masyarakat kita. Di mana masih banyak orang yang menganut
paham bahwa perempuan tidak perlu sekolah tinggi karena nanti akhirnya toh akan mengurus rumah tangga juga. Perempuan
jangan terlalu mengejar pendidikan/karir karena nantinya akan sulit mencari
pasangan.
Di masyarakat kita yang menganut budaya patriarkhi ini, laki-laki harus lebih dari perempuan dari segala hal. Lebih pintar, lebih mapan, lebih mandiri, lebih besar gajinya, lebih tinggi gelarnya, dan lebih-lebih yang lain. Laki-laki harus menjadi nomor satu dan perempuan harus menjadi nomor dua. Dan kalau sampai ada perempuan yang lebih superior, maka si laki-laki akan terluka egonya. Merasa kalah. Jadi, untuk menghindar dari hal-hal semacam ini, laki-laki akan prefer mencari pasangan yang tingkatannya lebih rendah. Baik dalam bidang pekerjaan, pendidikan, status sosial, dsb. Hal ini (mungkin) bisa membuat laki-laki tidak lagi merasa insecure.
Di masyarakat kita yang menganut budaya patriarkhi ini, laki-laki harus lebih dari perempuan dari segala hal. Lebih pintar, lebih mapan, lebih mandiri, lebih besar gajinya, lebih tinggi gelarnya, dan lebih-lebih yang lain. Laki-laki harus menjadi nomor satu dan perempuan harus menjadi nomor dua. Dan kalau sampai ada perempuan yang lebih superior, maka si laki-laki akan terluka egonya. Merasa kalah. Jadi, untuk menghindar dari hal-hal semacam ini, laki-laki akan prefer mencari pasangan yang tingkatannya lebih rendah. Baik dalam bidang pekerjaan, pendidikan, status sosial, dsb. Hal ini (mungkin) bisa membuat laki-laki tidak lagi merasa insecure.
Fenomena semacam ini menurutku lucu. Sangat lucu. Seperti
kalimat Alif Satria tadi, kenapa harus meminta perempuan yang menurunkan kualitas
daripada laki-laki yang meninggikan kualitas? Kenapa harus mengikuti standar
yang rendah ketimbang mengejar standar yang tinggi? Kenapa segitu takutnya untuk
bersaing dan berusaha untuk menjadi lebih baik dari hari ke hari? Kenapa lebih memilih
menjadikan perempuan sebagai saingan daripada motivasi diri sendiri?
Belakangan ini, ask.fm
memang menjadi mainan favoritku. Kenapa? Karena di sana aku menemukan banyak
laki-laki yang pemikirannya tidak lagi primitif. Laki-laki yang mendukung
perempuan untuk memperoleh pendidikan. Laki-laki yang mendukung perempuan untuk
menjadi pintar. Laki-laki yang tidak merasa terintimidasi jika pasangannya
setara atau bahkan lebih tinggi dari dirinya. This kind of man really impress me. Lelaki yang percaya diri,
lelaki yang tau bahwa dirinya berkualitas.
Beberapa hal yang membuat senyumku mengembang setiap kali scrolling up and down ask.fm adalah
kalimat-kalimat:
Ciwik-ciwik jangan
takut yah, di luar sana masih banyak laki-laki yang mencari pasangan pintar. Masih
banyak laki-laki yang saat ini pusing dengan pasangannya yang mengirim pesan
whatsapp berbunyi, “Bang, jangan pake bahasa inggris dong. Aku kan nggak
ngerti.”
Gue pengennya nyari
istri yang bekerja. Kenapa? Karena seandainya nanti gue mati muda, anak-anak
gue masih bisa makan. Menurut gue, perempuan mandiri itu seksi.
Seandainya nanti saya
punya istri, dia boleh menjadi apapun yang dia mau (kecuali jadi sekretarisnya
Farhat Abbas). Kalau masalah menyayangi suami dan anak, saya kira itu sudah kewajiban
istri, terlepas dari dia bekerja atau tidak.
Ah, seandainya saja semua laki-laki punya pemikiran seperti
ini. Tidak akan ada perempuan yang terpaksa berhenti menggali potensi diri hanya
karena takut tidak laku. Tidak akan ada pemikiran-pemikiran tentang ranah
perempuan yang hanya berkutat di kasur, dapur, sumur, jadi tidak perlu sekolah
tinggi-tinggi (imo, it’s the most stupid
thought ever). Dan perlakuan-perlakuan diskriminatif terhadap perempuan,
khususnya di bidang pendidikan, bisa musnah dari bumi ini.
Laki-laki seharusnya tidak perlu takut atau merasa
terintimidasi. Sebab perempuan yang baik pasti akan selalu menghargai dan
menghormati pasangannya dalam setiap situasi dan kondisi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Leave your comment here :D