4 Nov 2015

Mbak Dee dan Serial Surel

Bulan November tahun lalu adalah waktu di mana aku sedang (cukup) stres mengerjakan skripsi. Dosen sulit ditemui dan antrian bimbingan pun mirip dengan antrian di pom bensin saat premium langka. Tidak cukup dengan rumitnya birokrasi di kampus, skripsiku juga terkendala dengan ketiadaan narasumber. Pada saat itu, narasumber utamaku tidak bersedia untuk diwawancara karena suatu alasan (yang tidak bisa kuceritakan di sini). Jadilah ya, makin runyam keadaan (skripsi)ku saat itu. Tidak hanya sekali dua kali ide untuk ganti judul terlintas di benakku. Ide yang jauh lebih buruk sebenarnya, karena kalau ganti judul, artinya aku harus memulai dari nol lagi.

Di tengah frustasi yang melanda, kicauan salah satu penulis favoritku-Dewi Lestari-di twitter menjadi semacam oase di tengah gurun pasir. Sebab apa yang mbak Dee tulis saat itu berhubungan dengan isu yang sedang aku angkat di skripsi. Akhirnya, tanpa pikir panjang, aku mengirim email kepada beliau untuk meminta penjelasan lebih. Saat itu aku sungguh tidak berharap banyak. Dijawab ya Alhamdulillah, kalaupun tidak juga tak apa.

Namun, beberapa hari kemudian, sebuah email masuk padaku. Yap, dari Dewi Lestari. Di dalam email tersebut mbak Dee mengatakan bahwa ia akan menjawab pertanyaanku, tapi nanti. Sebab aku harus antri dengan pertanyaan-pertanyaan lain yang telah masuk lebih dulu.

Waktu terus bergulir akan tetapi jawaban dari mbak Dee yang sangat kutunggu tidak juga tiba. Tentu saja aku maklum. Penulis sekelas mbak Dee pasti sangat sibuk sekali. Lagipula, aku tau kalau mbak Dee bukan tipikal penulis yang terburu-buru. Beliau sangat totalitas dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan #serialsurel di blognya. She always gives her explanation clearly. Ini juga yang menjadi alasan kenapa aku menyukai mbak Dee lebih dari penulis lainnya. Karena ia detail dan rinci dalam memberi penjelasan. Kemampuannya mendeskripsikan sungguh mengagumkan. Sehingga mungkin ia butuh waktu untuk menyusun jawaban dari pertanyaanku. It was what I thought.

Lalu, bagaimana dengan skripsiku? Aku masih tetap mengerjakannya, mengakali dengan berbagai cara agar aku tidak perlu ganti judul walau terkendala dalam hal narasumber.

Selang setahun sejak aku mengirim email ke mbak Dee, sekitar 2 hari yang lalu aku menerima email lagi yang isinya mengatakan bahwa mbak Dee akan menjawab pertanyaanku dan tulisan tsb akan diunggah dalam waktu 3-4 hari. What I feel when I read this email? I’m so happy and excited and I don’t care if my undergraduate thesis has been finished. Hhhh. Rasa senangku adalah karena mbak Dee menepati janjinya untuk menjawab pertanyaan itu.

Daaaaan hari ini akhirnya #serialsurel di blog mbak Dee memuat pertanyaan dariku. Bisa diintip di sini.

Aku membaca kalimat demi kalimat di blog mbak Dee dengan senyum yang tiada henti. Seperti salah satu komentar temanku yang ikut membaca tulisan tsb, jawaban mbak Dee mencerdaskan. Tentu saja aku setuju dengannya. I always love the way Mbak Dee tells complicated things simply. Penjelasannya adalah sesuatu yang mudah dicerna oleh orang-orang awam di dunia kepenulisan sepertiku.

Overall, she inspires me a lot. Selain dari novel-novel yang ditulisnya, aku pun belajar banyak dari #serialsurel yang diunggah di blognya. Aku belajar banyak tentang teknik penulisan. Tentang bagaimana cara membuat kalimat yang enak dibaca. Tentang bagaimana penggunaan tanda baca dan EYD yang baik dan benar.

Dengan membaca tulisan-tulisan mbak Dee, aku belajar bagaimana cara membuat tulisan yang rapi.

Terima kasih, mbak Dee :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Leave your comment here :D