Semoga sedih ini akan tuntas dalam satu malam! Itulah salah
satu doa yang kuucapkan sebelum tidur. Namun doa itu sepertinya belum
dikabulkan Tuhan. Karena kesedihan yang sama masih meyelubungi hari-hari
berikutnya.
Aku merasa waktu bergerak lebih lambat dari biasanya. Ia
tidak lagi berlari seperti apa yang kurasakan beberapa bulan lalu. Hitungan
matematis untuk waktu memang selalu konstan. Namun manusia merasakan
perputarannya dengan kondisi yang berbeda. Tsk.
Seseorang pernah berkata bahwa ikan yang sedang terluka
harus berenang bersama dengan teman-temannya agar bisa sembuh (dengan cepat)
seperti sedia kala. Dan nasibku sepertinya lebih buruk dari pada ikan. Kenapa?
Karena saat ini aku sedang terluka, dan sayangnya aku tidak bisa lagi berenang
bersama teman-teman. Ah, kenapa aku bisa sebodoh ini. Harusnya aku sudah
mengantisipasi, dengan lebih berhati-hati menjaga diri.
Di dunia ini, ada dua hal yang tidak bisa untuk tidak
kulakukan setiap harinya. Pertama, berbicara. Kedua, tertawa. Namun keadaan
benar-benar memaksaku untuk tidak bisa melakukan keduanya. Aku hanya ingin
berbicara dan tertawa. Rasanya keinginan ini sederhana, tapi kenapa sulit
sekali untuk diwujudkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Leave your comment here :D