9 Jul 2015

Tidak Apa-Apa (3)

Semoga sedih ini akan tuntas dalam satu malam! Itulah salah satu doa yang kuucapkan sebelum tidur. Namun doa itu sepertinya belum dikabulkan Tuhan. Karena kesedihan yang sama masih meyelubungi hari-hari berikutnya.

Aku merasa waktu bergerak lebih lambat dari biasanya. Ia tidak lagi berlari seperti apa yang kurasakan beberapa bulan lalu. Hitungan matematis untuk waktu memang selalu konstan. Namun manusia merasakan perputarannya dengan kondisi yang berbeda. Tsk.

Seseorang pernah berkata bahwa ikan yang sedang terluka harus berenang bersama dengan teman-temannya agar bisa sembuh (dengan cepat) seperti sedia kala. Dan nasibku sepertinya lebih buruk dari pada ikan. Kenapa? Karena saat ini aku sedang terluka, dan sayangnya aku tidak bisa lagi berenang bersama teman-teman. Ah, kenapa aku bisa sebodoh ini. Harusnya aku sudah mengantisipasi, dengan lebih berhati-hati menjaga diri.

Di dunia ini, ada dua hal yang tidak bisa untuk tidak kulakukan setiap harinya. Pertama, berbicara. Kedua, tertawa. Namun keadaan benar-benar memaksaku untuk tidak bisa melakukan keduanya. Aku hanya ingin berbicara dan tertawa. Rasanya keinginan ini sederhana, tapi kenapa sulit sekali untuk diwujudkan.

Aku bertanya-tanya, apa yang bisa melegakan di saat semuanya terasa sesak. Apa yang bisa membuat lapang di kala segala sesuatunya terasa menghimpit. Marah yang tak kunjung redam ini sungguh membuatku muak.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Leave your comment here :D