31 Jan 2016

Perihal Jatuh Cinta yang Tiba-tiba

Teruntuk Orion,

Hari ini adalah hari pertamaku menulis surat di #30HariMenulisSuratCinta. Aku bertanya-tanya dalam hati apakah kamu masih mengingat event ini. Event menulis tahunan yang telah kuikuti sejak tahun 2014. Tahun yang sama dengan proyek randomly try to fall in love yang pernah kamu ajukan.

Bagiku dua tahun bukanlah waktu yang sebentar. Dua tahun adalah rentang waktu yang cukup lama di mana seharusnya beberapa kenangan mulai memudar sebelum akhirnya benar-benar hilang dari ingatan. Tapi, mengapa hingga saat ini aku masih mengingat semuanya dengan begitu jelas? Mengapa aku merasa semuanya baru terjadi beberapa hari yang lalu? Apa kamu juga merasa hal yang sama? Atau mungkin kamu sudah lupa?

Baiklah, kalau kamu lupa, aku akan mencoba mengingatkannya.

Saat itu kita tengah sama-sama sulit untuk jatuh cinta. Kita sama-sama tak tau kemana harus pergi untuk melabuhkan hati. Kita sama-sama punya segudang kriteria pasangan impian, namun tidak seorang pun mampu memenuhi (kalaupun tidak semuanya) setidaknya setengah dari kriteria yang ada. Terlebih lagi kita pun sama-sama trauma pada cinta di masa lalu yang tidak meninggalkan apapun kecuali luka.

Mungkin saat itu kita hanya sama-sama sedang kesepian dan butuh teman untuk berbagi, sehingga tiba-tiba saja kamu menawarkan ide untuk kita jatuh cinta dan aku pun menyetujuinya.

Pertemanan kita selama sekian tahun membuatku merasa bahwa aku sudah mengenalmu dengan sangat baik. Aku tau betul kalau kamu adalah pribadi yang spontan dan senang melakukan hal-hal gila. Bagiku, kamu selalu penuh kejutan. Tapi aku tidak pernah mengira bahwa spontanitas itu sampai pada ide gila untuk kita saling jatuh cinta. Dan, sampai detik ini, ide itu masih menjadi ide tergila yang pernah ada di hidupku.

Bagaimana tidak, kamu sudah kukenal sejak kita masih sama-sama mengenakan seragam putih abu-abu. Aku menceritakan padamu semua lelaki yang pernah kusuka. Kamu menjadi teman yang kucari setiap kali aku bosan dan butuh teman bicara. Aku pun mempercayaimu menjadi pembaca pertama atas khayalan-khayalan yang kutuang dalam barisan aksara.

Tapi, tiba-tiba kamu mengubah hubungan kita menjadi lebih jauh lagi dengan mencoba melibatkan perasaan. Kamu benar-benar melakukan sesuatu yang gila dan anehnya aku mengikuti hal gila itu tanpa pikir panjang.

Awalnya aku mengira bahwa kita tidak akan berhasil. Aku merasa bahwa hubungan kita tidak akan bekerja sebagaimana mestinya. Mengapa? Karena aku tidak pernah sedikitpun menyimpan rasa untukmu. Karena aku hanya senang berbicara dan berbagi cerita denganmu. Karena aku menjadi temanmu tanpa tendensi apa-apa. Karena aku tidak seperti teman-teman perempuanmu yang lain, yang menjadikan pertemanan sebagai tameng untuk menutupi perasaan mereka yang sebenarnya.

Namun siapa yang menyangka kalau apa yang kita lakukan tanpa rencana itu membuahkan hasil di luar dugaan pada akhirnya. Mungkin benar kalau ada orang yang bilang keseriusan itu berawal dari ketidakseriusan. Mungkin benar kalau ada orang mengatakan bahwa sebaik-baiknya jatuh cinta adalah yang tanpa persiapan.

Aku tidak pernah benar-benar tau sejak kapan pastinya, rasaku untukmu tumbuh tanpa pernah dipaksakan. Dan semua itu sudah lebih dari cukup untuk menciptakan seulas senyum di wajahku setiap kali aku mengingatmu.

Orion,

Waktu telah bergulir, menjalankan tugasnya dengan mengubah beberapa hal menjadi tak lagi sama. Namun aku sungguh bersyukur atas kesempatan yang diberikan semesta padaku untuk bisa mencicip manisnya jatuh cinta. Padamu. Pada kita. Terima kasih karena pernah datang. Terima kasih karena pernah tinggal walau hanya sebentar. Kamu adalah kesalahan yang tak pernah kusesalkan.

Dariku,
Perempuan yang kamu beri nama Ruru.

#30HariMenulisSuratCinta #HariKe1

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Leave your comment here :D