20 Jan 2016

RSPP: Service Excellent!

Hari ini ada sedikit kejadian tidak menyenangkan yang saya alami, berkaitan dengan sebuah jasa pengiriman barang. Sebenarnya ini bukan kali pertama saya bermasalah dengan mereka, tapi yang membuat saya gemas adalah karena masalahnya masih sama saja seperti yang dulu-dulu. Errr.

Berhubung ada seorang teman yang mengingatkan saya untuk berhati-hati pada UU ITE, maka tulisan kali ini tidak akan berisi tentang complain saya kepada mereka, tapi ini adalah sebuah cerita yang ingin saya bagi kepada teman-teman mengenai bagaimana service excellent yang pernah saya terima dari sebuah instansi. Sesuatu yang menurut saya mutlak untuk dimiliki oleh instansi/perusahaan/lembaga yang bergerak di bidang penyediaan jasa.

Bulan lalu, Papa saya menjalani operasi By Pass jantung di Rumah Sakit Pusat Pertamina (RSPP) Jakarta. Ini merupakan pengalaman pertama saya berobat di RSPP. Pengalaman pertama ini berhasil meninggalkan kesan yang sangat baik untuk saya dan keluarga.

Poin pertama yang menjadi nilai plus dari RSPP adalah keramahan semua orang di rumah sakit itu. Rasanya tidak ada satupun petugas RSPP yang tidak tersenyum pada saya. Mulai dari dokter, perawat, pramusaji, cleaning service, bahkan setiap satpam yang saya temui di RSPP, semuanya murah senyum dan sangat ramah.

Saya masih ingat seorang satpam yang berjaga di depan IGD menyapa sambil tersenyum ketika pagi-pagi sekali saya sudah berada di rumah sakit.

”Selamat pagi, mbak..”

Padahal saya tidak benar-benar lewat di hadapan satpam itu, dan saya juga tidak sempat melihat karena sedang buru-buru, tapi sapaan beliau berhasil membuat saya menghentikan langkah untuk sesaat menoleh, tersenyum, dan membalas sapaannya.

Kemudian, tentang dokter dan perawat di RSPP.

Mereka semua sangat baik, ramah, murah senyum, dan kalau boleh saya juga ingin menggambarkan mereka sebagai orang-orang yang “asik”. Jam visit dokter adalah jam yang selalu saya tunggu. Para dokter itu, selain memeriksa Papa, biasanya juga akan memberi suntikan semangat yang luar biasa. Setiap kali selesai bertemu dokter dan menanyakan keadaan Papa, saya pun selalu bisa merasa lebih lega. Para dokter selalu menunjukkan sifat optimisnya bahwa keadaan Papa akan segera membaik.

Selain itu, perawat di RSPP juga tidak kalah keren. Saya tidak menemukan satu pun perawat yang cemberut atau pasang muka jutek atau capek. Mereka selalu memberikan senyuman hangat dan perhatian, baik pada pasien maupun keluarga pasien. Mereka tampak seperti orang-orang paling bahagia di dunia. Padahal setiap dari kita pasti punya masalah kan? Tapi para perawat ini sangat profesional, mereka mampu menjaga mood mereka untuk selalu berada dalam kondisi prima selama di rumah sakit. Senyum yang tersungging dari bibir mereka sama sekali bukan senyum yang dipaksakan.

Sehari sebelum Papa operasi, tepatnya ketika orientasi ruang operasi dan ruang ICU, saya menemani Papa masuk ke ruang ICU untuk melihat-lihat bagian dalam ruang ICU. Sesaat kami masuk ke pintu ICU, semua perawat yang ada di sana menyapa kami dengan sangat hangat.

“Soreeee Paaaaaak. Bapak yang mau operasi CABG besok kan ya? Semangat ya Pak, semoga operasinya lancar….!”

Saya yang melihat pemandangan itu benar-benar speechless. Setengah gak percaya.

Kemudian, pasca operasi, ketika Papa keluar dari ruang ICU dan pindah ke ruang perawatan, bahkan semua perawat sempat ber-high-five-ria sama Papa. Mereka ikut bahagia karena Papa sudah bisa keluar dari ruang ICU.

“Bapak harus semangat yaaaa supaya cepet sembuh!” ujar perawat-perawat itu

Bagi saya, bertemu dengan orang-orang seperti ini setiap hari, dari pagi sampai pagi lagi, tentu saja sangat membantu. Dalam keadaan saya yang sedang kalut karena mengkhawatirkan keadaan Papa, senyuman mereka tidak ubahnya seperti oase di tengah padang pasir. Menyejukkan. Senyuman para perawat itu memberi energi positif tersendiri, baik untuk pasien ataupun keluarga yang menunggu. Karena senyum itu sesuatu yang bisa menular, mau tidak mau saya pun ikut tersenyum selama menjaga Papa di rumah sakit.

Ditambah lagi keramahan para petugas pramusaji yang mengantar makanan ke kamar, dan cleaning service yang membersihkan kamar dan toilet setiap hari. Bagaimana saya bisa untuk tidak ikut tersenyum dan bahagia kalau di kelilingi orang-orang seperti mereka? Dan semua yang mereka lakukan itu secara tidak langsung membuat pasien nyaman dan betah berada di rumah sakit.

Poin kedua yang menjadi nilai lebih dari RSPP adalah masalah kebersihan. RSPP adalah rumah sakit yang sama sekali tidak bau rumah sakit. Sekalipun saya tidak pernah mencium bau obat-obatan di sini. Cleaning service membersihkan kamar dan toilet 2x sehari. Toiletnya pun wangi! Wanginya bukan wangi karbol, tapi wangi pengharum. Dari sekian banyak toilet di RSPP yang pernah saya masuki, tidak ada satu pun yang bau pesing. Unbelievable kan ya kok ada toilet rumah sakit wangi? hahaha. But that’s the truth.

Waktu di RSPP, papa menempati kamar kelas 3. Dalam satu kamar isinya ada 5 pasien. Jangan bayangkan kamar yang sempit, bau, pengap, karena semua itu tidak saya temui di sini. Kamar Papa ada di lantai 4, dan kebetulan kami mendapat tempat tidur di dekat jendela. Sirkulasi udara di kamar itu sangat bagus. Cahaya matahari pun masuk. Kamar itu sama sekali tidak pengap, tidak kotor, dan tidak panas. Bahkan di RSPP saya kemana-mana pakai jaket karena kedinginan.

FYI, rumah sakit yang bagus itu memang rumah sakit yang dingin. Kenapa? Karena semakin dingin suhu suatu ruangan, maka semakin kecil kemungkinan bakteri beranak pinak. That’s why kita menyimpan sayuran dan buah-buahan di lemari pendingin.

Rasanya kamar dan toilet di RSPP masih lebih bersih dibandingkan di rumah sendiri. Apalagi standart bersih untuk orang sakit yang sedikit lebih tinggi. Heuheu.

Mungkin banyak yang lantas akan menyangkal, “Yaiyalah service excellent, kan rumah sakit swasta! Kan mihil!”

Kalau memang apa yang kita dapatkan itu worth it, kenapa nggak? Lain cerita kalau udah mahal, tapi kita nggak puas. Saya pun sering menggerutu kalau makan di suatu tempat yang menurut saya mahal, tapi makanannya nggak enak. Tapi selama kita puas dengan apa yang kita peroleh setelah membayar, nggak akan terasa mahal. Trust me.

Dan balik lagi, kita sama-sama sepakat kalau sehat itu emang mahal kan?

Saya tinggal di RSPP selama kurang lebih 10 hari-an. Mandi di sana, makan di sana, sholat di sana, boker di sana, pokoknya udah seperti rumah sendiri. Waktu saya cerita ke teman-teman dan bilang kalau saya tidur di rumah sakit, semuanya pada nanya, “Gak takut Rau tidur di rumah sakit?”

Gimana saya bisa takut kalau rumah sakitnya sekeren ini? Bersih, wangi, terang pula. Mungkin yang agak serem itu waktu tidur di lorong sebelah ICU aja sih. Walaupun tempatnya terang dan bersih dan wangi, tapi di daerah sana sepi banget. Belum lagi keranda jenazah yang sebentar-sebentar lewat :(

Overall, RSPP ini rumah sakit yang sangat recommended untuk dijadikan pilihan kalau ada keluarga atau teman yang lagi sakit (khususnya yang tinggal di ibukota). Apalagi kalau punya asuransi. Muehehehe. Tapi seenak-enaknya dan sebagus-bagusnya rumah sakit, jauh lebih baik kalau nggak sakit (yaiyalah).

Anyway, thanks to RSPP for caring my dad. You prove that tagline to me. We care, we cure :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Leave your comment here :D