9 Feb 2013

Review: TRIASMARA


Triasmara, ketika cinta harus segitiga.

Tagline-nya lah yang membuat saya jatuh cinta, hingga akhirnya memilih novel ini diantara sekian banyak judul novel yang bikin bingung.

Iya, jaman sekarang kalo mau beli nover harus rajin nyari review dari orang-orang yang (paling tidak) udah pernah baca. Ini buat meminimalisir kekecewaan. Jangan sampe udah beli mahal-mahal dan ternyata ceritanya gak bagus.

Milih novel aja bingung, apalagi milih pacar.

*fokus Rau, fokus...*

Lolita Lavietha yang akrab dipanggil Loli ini juga salah satu penulis di buku “Rasa Cinta”. Rasa Cinta adalah sejenis buku yang terdiri dari kumpulan cerita cinta, yang menggunakan berbagai macam jenis makanan sebagai benang merah, yang kemudian dikaitkan dengan cerita cinta.

Di Rasa Cinta, Loli menulis beberapa cerita, salah satunya berjudul “Silly Sissy”. Inilah pertama kalinya saya membaca tulisan Loli yang sweet dan cewek banget.

Awalnya emang agak ragu buat milih Triasmara. Karena latar ceritanya adalah SMA. Yap, saya udah gak begitu suka cerita anak SMA. Tapi, setelah saya pikir-pikir lagi, apa salahnya flashback sesaat ke masa putih abu-abu itu? Apa salahnya mentertawakan hal-hal konyol yang terjadi pada waktu itu? Gak ada salahnya untuk rehat sejenak, menoleh ke belakang, melihat lagi apa saja yang telah terlewati.
gambar diambil disini. terima kasih.



Triasmara bercerita tentang cinta segitiga seorang siswi SMA bernama Loli. Hati Loli yang terbagi pada Oliver, Roody, dan Reno. 3 pria yang punya kelebihan dan kekurangan masing-masing. 3 pria yang membawa cerita dan warna yang berbeda. 3 pria yang membuat kehidupan SMA Loli tidak sesimple seragam putih abu-abu yang dipakainya setiap hari. 3 pria yang memberi tawa dan luka dalam waktu yang sama.

Loli yang akhirnya sadar bahwa dia adalah orang ketiga dalam hubungan Oliver dan Angel. Loli yang hatinya bercabang pada Reno ketika dia masih bersama Roody. Loli yang tidak lagi tau pada siapa akan menyandarkan hati, siapa yang dipilihnya untuk belajar percaya lagi, dan siapa yang paling pantas untuk dicintai.


Cerita yang ada di Triasmara ini sebenernya simple. Intinya tentang perasaan yang mudah berubah dan kesetiaan yang diuji. Loli berhasil mengemas cerita dengan sangat baik. Selain dibumbui dengan humor yang ‘ngena’, banyak sentilan-sentilan yang disajikan begitu rapi, tenang, dan tepat sasaran. Seperti paragraf atau kalimat dibawah ini.

“Terus, sapaan sms dia pun udah naik level, dari gue-elo jadi aku-kamu. Terkadang buat cewek, hal itu menjadi sebuah harapan. Kalau sesuai perhitungan gue, kata ‘jadian’ rasanya udah tinggal beberapa koprol ke depan.”

“Gini, Lol. Lo tau kan konsekunsi mengucapkan selamat tinggal? Lo terlepas dari rasa sakit tapi ketemu rasa sakit baru. Jadi totalnya ada dua rasa sakit.”

2 paragraf diatas membuat saya ‘manggut-manggut’ ketika membacanya. Tanda pembenaran atas pernyataan-pernyataan tersebut.

Baca Triasamara rasanya kayak ‘ditampar’ bolak balik. Tamparan yang seolah ingin menyadarkan kita (yang pernah atau lagi dilema karena cinta segitiga) supaya sadar dan bangkit dari kebodohan. Curcol. HAHAHAHA

Nuansa SMA di Triasmara tergambar dengan baik. Mulai dari cara PDKT standart anak SMA, duduk-duduk di depan kelas bagi mereka yang punya pasangan, hingga duduk berpasangan dengan kakak kelas waktu ujian semester.

Semuanya pernah saya rasakan waktu SMA dulu. Terutama yang bagian terakhir, duduk sama kakak kelas waktu ujian semester. Dan bagi mereka yang beruntung, bisa sekelas ama gebetan, syukur-syukur juga bisa sebangku.

Tidak berbeda dengan teenlit-teenlit pada umumnya, Triasmara masih menggambarkan sosok anak laki-laki yang digandrungi dan diidolakan. Oliver si anak basket yang semakin membuat cewek-cewek penasaran dengan sifatnya yang pendiam dan cool. Roody sang vokalis sekaligus gitaris band yang ia rintis bersama teman-temannya. Dan Reno si jenius berkacamata yang selalu mencapai nilai sempurna pada semua mata perlajaran di sekolah. Ketiganya terlalu sempurna menurut saya.

Cara perkenalan Loli dengan Oliver, Roody, dan Reno juga klasik. Standar perkenalan yang sering terjadi di kalangan anak SMA. Cinlok dengan Oliver karena duduk sebangku waktu ujian semester. Kenal sama Roody lewat SMS gara-gara dicomblangin oleh salah satu teman Loli. Kenal sama Reno karena satu kelompok di kelas tambahan.

….

Lolita Lavietha yang notabene juga seorang penggiat twitter dengan nama akun @tlvi ini juga menyelipkan beberapa kumpulan tweet-nya di sini. Tweet-tweet tersebut dikelompokkan menjadi beberapa kategori seperti: Cinta Segitiga, Kamu, Mantan, dll.

Inilah beberapa tweetnya Loli yang I like this banget ^^

“Hidup aja sementara, apalagi cuma hubungan kamu sama dia”

“Tidak semua kesalahan bisa dilimpahkan pada pihak ketiga.”

“Pokoknya kamu jangan sampai lupa makan ya, apalagi lupain aku.”

“Kamu curhat apa dong gitu, biar kita bisa jadian lagi.”

“Kamu stok hangernya banyak dong yah, bisa gantungin aku sampai lama gini”

Oiya, ada 3 puisi Loli juga dibagian terakhir buku ini.


Overall, saya suka Triasmara. Bahasanya ringan, gak bertele-tele, dan gak garing. Detailnya dapet, terutama waktu dibagian cerita tentang Oliver ama Reno. Cerita tentang Roody sendiri menurut saya masih kurang detail dan sedikit terlalu cepat.

Saya suka tulisan Loli yang cewek banget ini. Sweet kayak orangnya (^_^)9

Dan kalimat yang paling saya suka ada pada bagian ‘Thanks To’…

“Terima kasih untuk segenap jajaran mantan-mantan saya, tanpa kepergian kalian dari hidup saya, buku ini mungkin akan kekurangan bahan cerita. Hahahaha..”

Percayalah bahwa masa lalu akan sangat berguna di kehidupan yang akan datang ^^

2 komentar:

  1. Halo! Jari menari,

    Terimakasih banget untuk apresiasinya ya..! :)

    BalasHapus
  2. terima kasih juga kak loli sudah mampir kesini :')

    BalasHapus

Leave your comment here :D