“Raka mana?”, pertanyaan pertama yang keluar
dari bibirku ketika tidak sengaja bertemu Dendi dan Sony, sahabat Raka, di
parkiran kampus.
Raka baru saja pergi, beberapa menit sebelum
aku datang, kata Sony. Yap, Dewi Fortuna belum berpihak padaku. Setelah liburan
semester selama sebulan yang menyebabkan aku tidak bisa bertemu Raka, hari
pertama ngampus ini pun aku masih
belum bisa melihatnya.
“Kalian tau dia kemana?”, pertanyaan lainnya
pun menyusul. Di hadapan Dendi dan Sony, aku berusaha semaksimal mungkin
menjaga ekspresi wajah, agar mereka berdua tidak menangkap kekecewaan di
mataku.
Raka pergi ke rumah Indi. Deg, waktu Dendi
menyebut nama “Indi”, jantungku rasanya jatuh ke kawah Jonggring Saloko. Aku
merasa matahari bersinar 9999 kali lebih terik dari biasanya. Panaaaas!