Aku memunguti rambut rontokku yang menempel
diatas bantal. Rontok yang bisa dibilang tidak banyak, tapi cukup membuat
rambutku semakin tipis dari hari ke hari. Rambut-rambut rontok itu ku masukkan
ke dalam kantong kresek yang tergantung di sebelah tempat tidur, mama yang
menyediakannya.
Aku mengambil cermin kecil yang selalu ku
taruh di bawah bantal. Wajah yang terpantul dari cermin itu tampak pucat dengan
bagian bawah mata berkantung. Aku memang kurang tidur selama 2 hari belakangan
ini. 2 hari yang ku habiskan dengan hunting foto ke beberapa tempat bersama
Tari, sahabatku.
Kamera yang 2 hari lalu setia tergantung di
leherku tergeletak di atas meja. Kamera itu pemberian dari seseorang. Seseorang
yang menjadi alasanku untuk candu pada dunia fotografi, candu untuk
mengabadikan apa saja yang tidak ingin ku lupakan. Dulu dia yang mengajariku memotret
untuk pertama kali.
Aku sedang asik me re-play hasil huntingku
kemarin, ketika tiba-tiba ada tangan yang menyelipkan poni panjangku ke
belakang telinga. Aku mengangkat wajahku. Ternyata dia datang.