Ini mulai gak lucu. How can?
Kamu yang tadi pagi aku liat lagi antri didepan lift. Kamu yang lagi ngobrol ama temen kamu. Kamu yang mengubah duniaku sekarang menjadi hitam putih, karena dimataku yang berwarna itu cuma kamu. Kamu yang... huaaaafff I can't explain more here, I just can say that you're too perfect for me ! Tadi memang sempat terbersit bayangan dalam imajinasiku, how if someday we are in one lift? Haha, kayaknya aku keseringan nonton FTV deh. Sweet moment kayak gitu cuma terjadi di FTV bukan?
A moment that I love so much adalah saat dimana aku bisa ngeliat kamu tanpa kamu tau. Jadi penggemar rahasia memang memiliki kebahagiaan tersendiri. Hanya dengan melihat, walaupun dari jauh, itu bisa bikin kamu senyum seharian.
Matahari beranjak naik, aku harus menyelesaikan urusanku dilantai 6 hari itu juga. Aku naik lift ke lantai 6, sendirian. Setibanya dilantai 6, aku celingak celinguk sebentar. Lantai 6 terlihat ramai dengan mahasiswa-mahasiswa yang sibuk bersama laptop mereka masing-masing. Tiba-tiba aku melihatmu turun dari lantai 7, kamu berdiri didekat tangga. DEG ! Where should I go? Berpikir.. ayo berpikir.. aku panik luar biasa. Aku pengen ngumpet, tapi ga tau dimana. Aku pengen menghilang. Aku pengen ditelan bumi saat itu juga. Aku pengen.. pengen apa sajalah asal ga ketemu kamu !
Akhirnya aku berbalik, menekan tombol lift berulang-ulang agar pintu lift cepat terbuka. Aku mengawasi bayanganmu dari ekor mataku. Kamu masih berbicara dengan seseorang diujung tangga sana. Dan aku berharap kamu akan tetap disana sampai aku masuk ke dalam lift. Beberapa saat kemudian, pintu lift terbuka. Setelah semua orang didalam lift keluar, aku pun masuk ke dalam lift. Aku segera menekan tombol penutup pintu lift, tapi sayangnya sebelum pintu lift tertutup, kamu juga ikut masuk...
MAMAAAAAA... rasanya aku pengen nangis waktu itu. Rasanya aku pengen pingsan. Lebih dari itu, rasanya aku pengen mati ! Saat itu cuma ada kita berdua didalam lift. Just you and me. How can? Ini TER-LA-LU sinetron ! Yang aku bayangkan tadi pagi benar-benar jadi kenyataan, ini benar-benar terjadi di dunia nyata, bukan di FTV ! Kamu ga akan tau gimana rasanya jadi aku. Kamu gak akan tau gimana mulesnya perutku waktu itu. Kamu gak akan tau kalo waktu itu tanganku sedingin es ! Aku nunduk. Aku ga berani ngeliat kamu, apalagi ngobrol ama kamu.
"Tolong liftnya lantai 1...", katamu. Aku menekan tombol 1 yang ada pada dinding lift didepanku.
"Makasih...", katamu lagi. Oh shit suaranya... don't say anything plisss.. soalnya aku ga bisa ngomong apapun sama kamu. Jangankan buat ngomong, "you're welcome..", buat nganggukin kepalaku aja aku ga bisa! Yang keluar dari mulutku cuma gumaman ga jelas kayak orang yang abis keselek paku payung !
Beberapa menit yang mengantarkan kita dari lantai 6 ke lantai 1 itu bikin aku seolah berhenti napas. Perasaanku campur aduk. Antara seneng dan benci. Antara pengen cepet keluar dari lift ama pengen terus bareng kamu..
Waktu udah sampe dilantai 1, pintu lift kebuka, aku sengaja biarin kamu keluar lift duluan. Aku masih nyender di dinding lift. Kakiku masih lemes. Kemudian aku jalan keluar kampus. Aku duduk sendirian di tangga deket pintu keluar. Aku masih linglung. Tiba-tiba aku teringat pada sebuah puisi yang pernah aku baca dalam sebuah teenlit, bacaan kesukaanku ketika masih duduk di bangku SMA...
Aku mengingatmu dalam khayal yang membuatku terbang
Hasrat yang bisa meyakinkanku bahwa aku bisa bermimpi
Memikirkanmu membawa senyum dihatiku
Melihatmu, melelehkan air mata dari beku jiwaku
Andai bisikan menjadi mantra, dan mantra harap menjadi pinta
Kan ku teriakkan namamu dalam doa tersuciku
Taukah kau?
Perpisahan terjauh bukan antara bumi dan surga
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Leave your comment here :D