28 Nov 2014

Tentang Apa yang Sedang Kita Lakukan

Hallo, kamu yang sekarang entah sedang berada di mana –karena pesanku 4 jam yang lalu belum kau balas juga-

Berawal dari iseng-iseng membaca kumpulan surat-surat di blog pos cinta Februari lalu, akhirnya aku memutuskan menulis surat (lagi) untukmu. Kenapa? Karena aku terlalu bosan menonton tv seharian ini. Sejak hari minggu, sejak terakhir kali kamu menelponku, aku tidak mengeluarkan suara sama sekali kecuali kalimat basa basi pendek yang kulontarkan kepada karyawanku sesekali.

Jadi, baiklah, karena malam ini kamu sedang tidak bisa diganggu, maka melalui surat ini aku ingin bicara padamu (atau diriku sendiri?) tentang apa yang kemarin siang kita perdebatkan.

Ada resiko dari semua hal yang kita pilih, itu yang kukatakan. Love is all about risk, itu yang kamu katakan. Aku memilihmu dan (berusaha) siap menerima segala resikonya, dan kaupun begitu. Tapi sepertinya kesiapan itu hanya sebatas kata ya? Tidakkah kamu megakuinya? Atau mungkin memang hanya aku yang tidak siap?

11 Nov 2014

Kamu, Aku, dan Waktu



gambar dipinjam di sini. terima kasih.

Ada yang mengatakan bahwa dua hal di dunia ini yang dapat membekukan kenangan adalah foto dan tulisan.

Namun sayangnya (atau bodohnya?) aku hanya berhasil mengambil dua foto. Foto saat kamu sedang tidur dan foto kaki kita. Tentu saja kedua foto itu kuambil secara diam-diam. Dua foto itu tidak cukup untuk membekukan semua kenangan yang ada selama kamu di sini, kan? Dan aku masih menyesali kebodohanku karena menolak ketika kamu mengajak untuk foto bersama.

Oleh karena kita tidak memiliki cukup foto, maka satu-satunya cara yang tersisa untuk membekukan kenangan kita adalah dengan menuliskannya.

Percayalah, ini tidak mudah. Aku sudah ingin menuliskannya sejak seminggu yang lalu sebenarnya. Tapi keinginan itu hanya berakhir pada aksi ketik-hapus-ketik-hapus, sehingga tidak ada satu kalimatpun yang berhasil kususun.

Kenapa? Karena aku sendiri bingung harus memulainya dari mana.